Dark/Light Mode

Kurang Bahan Baku, Perajin Tahu Tempe Menjerit

Senayan Minta Segera Swasembada Kedelai

Selasa, 5 Januari 2021 06:27 WIB
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan meminta pemerintah bergerak cepat mengatasi lonjakan harga kedelai di pasaran. Saat ini ada sekitar 160 ribu perajin tahu tempe yang terancam tidak berproduksi akibat kelangkaan kedelai di pasaran ini.

Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengatakan, harga kedelai yang semula Rp 6.000 per kilogram naik cepat menjadi Rp 9.200 per kilogram. “Berarti kan benar-benar terjadi kelangkaan,” kata Darmadi di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Pengrajin Tempe Mogok Produksi

Darmadi mengatakan, ada dua kemungkinan penyebab utama kelangkaan kedelai ini. Pertama, mafia atau pedagang besar berusaha ambil untung dengan sengaja menahan stok kedelai agar lonjakan harga benar-benar terjadi. Kedua, kelangkaan terjadi di pasaran karena memang pasokan kedelai seret.

Politisi senior PDI Perjuangan ini menyarankan Kementerian Perdagangan (Kemendag) melakukan analisis dan estimasi dengan benar berapa sebetulnya kebutuhan sama stok yang ada. Kalau dari sisi supply dan demand salah hitung, maka tentu ujung-ujungnya akan terjadi lonjakan harga.

Baca juga : Hadapi Tahun 2021, Pertamina Mantapkan Kerja Sama Dengan Polda Kalsel

“Ini tentu menjadi tugas Kemendag melakukan strategi untuk bisa membendung kenaikan harga ini. Negara harus hadir karena ini menyangkut kehidupan ekonomi rakyat,” kata Bendahara Umum Megawati Institute ini.

Darmadi mengingatkan, para perajin tahu dan tempe paling terdampak dengan kelangkaan kedelai ini. Mereka kebanyakan pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM). Berdasar data resmi Kemendag, setidaknya ada 160 ribu perajin tahu tempe terdata.

Baca juga : Yuni Shara Nostalgia 90-an Bareng Trio Libels, Mel Sandy, Dan Ita Purnamasari

Dia meyakini, jumlah pelaku usaha yang menggantungkan hidupnya dari pasokan kedelai ini sebenarnya masih lebih besar. Karena masih banyak yang belum masuk dalam database pemerintah.

“Tentu pemerintah harus hadir. Jangan hanya bilang ini faktor eksternal. Teliti lebih lanjut ada nggak permainan spekulan untuk menahan barang agar tidak dipasarkan ke bawah supaya harga makin tinggi,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.