Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

DPR Dorong Perpusnas Sinergi Dengan Berbagai K/L Tingkatkan Indeks Literasi

Selasa, 2 Februari 2021 21:54 WIB
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi X DPR dengan Perpusnas dan K/L yang membahas indeks literasi, Selasa (2/2). (Foto: Istimewa)
Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi X DPR dengan Perpusnas dan K/L yang membahas indeks literasi, Selasa (2/2). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi X DPR mendorong Perpustakaan Nasional (Perpusnas) untuk bersinergi dengan berbagai kementerian guna meningkatkan literasi Indonesia. Dorongan itu disampaikan dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Komisi X DPR dengan jajaran Perpusnas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). RDP diselenggarakan untuk membahas upaya peningkatan literasi dan dukungan dari kementerian/lembaga sesuai fungsi dan tugas masing-masing.

Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri Faqih memberikan sejumlah catatan untuk Perpusnas dan kementerian/lembaga (K/L) lain terkait program literasi yang sudah dimiliki masing-masing instansi. Agar program dan anggarannya tepat sasaran. Legislator dari Fraksi PKS ini menjelaskan, peningkatan literasi harus dapat diukur. Karenanya, Perpusnas bersama dengan kementerian lain didorong agar membuat indikator capaian literasi yang terintegrasi.

Selain itu, Perpusnas dan K/L lain diminta menyusun peta kebutuhan bahan pustaka dan skema akselerasi pengadaan serta pendistribusian bahan pustaka ke perpustakaan di daerah. “Kementerian/lembaga yang belum melakukan kerja sama dengan Perpusnas untuk segera melakukan kerja sama dalam bentuk MoU untuk peningkatan literasi di daerah,” tuturnya, dalam RDP yang digelar secara virtual, Selasa (2/2).

Perpusnas juga didorong meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah. “Dalam upaya menngkatkan literasi dan memberdayakan komunitas-komunitas literasi di daerah,” jelasnya.

Baca juga : Menaker Dorong Pelatihan Vokasi Untuk Peningkatan Kompetensi SDM

Menurut Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng Pramestuti, program literasi di Indonesia sudah baik, namun dinilai belum bisa mencapai yang dibutuhkan. Menurutnya, kegemaran membaca bisa dipicu melalui keteladanan. Dia mengusulkan agar pegawai negeri sipil didorong menjadi teladan dengan membaca minimal tiga buku setiap tahun, di luar buku bacaan wajib sesuai tugasnya.

Hal ini diamini legislator dari Fraksi PKB Acep Adang Ruhiat. Dia menekankan agar budaya baca tidak hanya difokuskan kepada pelajar dan mahasiswa, tetapi juga guru dan dosen.

Sementara, anggota Komisi X DPR Adrianus Asia Sidot berharap perhatian dari Perpusnas agar memperhatikan perpustakaan di daerah perbatasan Kalimantan Barat. Kondisi perpustakaan di daerah tersebut dinilai memprihantinkan.

“Terkait dengan literasi, ketersediaan buku-buku di perpustakaan, saya menyarankan lebih baik buku teks. Karena kalau buku digital, persoalannya adalah jaringan internet,” urainya.

Baca juga : Komisi X DPR Dukung Perpusnas Tingkatkan Minat Baca Dan Literasi Masyarakat

Dalam RDP tersebut, Komisi X DPR mengusulkan adanya hari membaca nasional yang dilaksanakan semua instansi, baik di pusat maupun daerah. Karenanya, K/L yang hadir ditekankan agar menindaklanjuti masukan yang disampaikan anggota Komisi X DPR guna meningkatkan program dan kegiatan literasinya agar dampaknya bisa dirasakan masyarakat.

Sementara itu, Kepala Perpusnas Muhammad Syarif Bando menjelaskan, pihaknya akan meningkatkan kerja sama dan berkoordinasi dengan K/L lainnya untuk mendukung program literasi. Dia menekankan, persoalan literasi di Indonesia merupakan tugas bersama. Karenanya, kondisi ini harus dilihat secara komprehensif mulai dari hulu hingga hilir.

Menurutnya, budaya baca dan indeks literasi yang rendah, merupakan fakta yang sudah ada. “Ini adalah sisi hilir yang akan berdampak ke banyak aspek yakni rendahnya daya saing, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), inovasi, pendapatan per kapita, hingga indeks kebahagiaan. Itu semua adalah fakta dan harus diselesaikan oleh kita semua,” ujarnya.

Karenanya, Syarif menilai, pada sisi hulu, sejumlah hal harus diperkuat agar literasi meningkat. Pihaknya mengidentifikasi sejumlah kondisi yakni penguatan peran pemerintah, peran pengarang/penulis agar menulis buku sesuai kebutuhan masyarakat, peran penerbit untuk menyiapkan buku, peran penerjemah/penyadur untuk mengalihbahasakan buku, regulasi distribusi bahan bacaan, hingga peningkatan anggaran belanja buku.

Baca juga : PAN Mengutuk Keras Tindakan Mantan Kader

“Bagaimana kita melihat realita di masyarakat. Kalau kita hari ini bicara tentang program, apa yang kami lihat di persoalan di lapangan, faktanya memang gak ada buku yang tersebar di masyarakat. Bahkan di sekolah-sekolah dasar itu di daerah terpencil, sangat terbatas bahan bacaan yang tersedia. Kalau kita bicara di daerah 3T, saya kira di atas 70 persen membutuhkan buku-buku cetak,” pungkasnya.

Dalam laporannya, Syarif memaparkan Kajian Indeks Kegemaran Membaca yang dilakukan Perpusnas pada 2020 adalah 55,74 (sedang). Kajian yang dilakukan atas 10.200 responden di 34 provinsi tersebut mengukur frekuensi membaca, durasi membaca, dan jumlah buku yang dibaca. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.