Dark/Light Mode

Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat

Kalau 3T Memble, Penanganan Covid Bisa Mundur

Senin, 2 Agustus 2021 14:30 WIB
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat (Foto: Instagram)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat meminta para pemangku kepentingan di pusat dan daerah, untuk menjadikan setiap tahapan kebijakan pengendalian Covid-19, sebagai momentum untuk memperbaiki kekurangan. Melalui upaya yang terukur dengan sejumlah indikator sasaran yang jelas.

"Saya sangat, berharap setiap tahapan kebijakan pengendalian Covid-19, apa pun namanya, dilaksanakan dengan langkah yang terukur dan sasaran yang jelas," kata Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/8).

Dengan indikator sasaran yang jelas di setiap kebijakan yang diterapkan, para pemangku kepentingan bisa segera memperbaiki sejumlah kekurangan yang terjadi. Sehingga, di tahap kebijakan berikutnya, terjadi perbaikan yang signifikan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Rerie pun menyentil pemerintah, yang pernah berkomitmen meningkatkan testing Covid-19 hingga 400 ribu sampel per hari.

Baca juga : Wakil Ketua MPR Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Hanya 4 Persen

Namun, hingga beberapa pekan terakhir, jumlah orang dites hanya ada di kisaran 100 ribu-150 ribuan sampel per hari.

Demikian juga dengan positivity rate, pada awal PPKM (3/7) tercatat 25,5 persen. Di perpanjangan PPKM level 4, Minggu (1/8) positivity rate nasional malah naik menjadi 27,3 persen masih jauh dari standar yang disarankan WHO, yaitu di bawah 5 persen.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sangat berharap para pemangku kepentingan di pusat dan daerah mampu mengatasi dengan segera, kendala-kendala dalam pencapaian sejumlah target tersebut.

Rerie menilai, tanpa upaya testing, tracing dan treatment (3T) yang memadai, upaya pengendalian Covid-19 akan berjalan di tempat. Atau bahkan mengalami kemunduran.

Baca juga : Kapolri Kawal Ketat Penyerapan Anggaran Covid-19 Di Daerah

Data yang berasal dari sampel yang kurang memadai, berpotensi menghasilkan kesimpulan yang salah dan akan berdampak pada pengambilan keputusan yang salah.

Demikian juga dengan angka positivity rate yang masih relatif tinggi, yang mencerminkan dugaan upaya pembatasan pergerakan orang, yang dilakukan selama ini kurang efektif.

"Tanpa upaya perbaikan yang signifikan, alih-alih mengendalikan penyebaran Covid-19, setiap pekan kita malah menuai kekhawatiran dengan jumlah kasus positif yang terus bertambah. Ditambah tingkat kematian yang masih tercatat ribuan orang per hari," papar Rerie.

Pola-pola bekerja business as usual dari para pemangku kepentingan di pusat dan daerah, harus segera ditinggalkan.

Baca juga : Di Italia, 99 Persen Kasus Meninggal Covid-19 Belum Divaksin Penuh

"Di kondisi genting di masa pandemi ini, kita butuh kerja keras semua pihak, untuk bisa bergerilya menyusup ke setiap sendi birokrasi. Mengatasi kendala yang terjadi, demi mewujudkan kemerdekaan dari ancaman virus Corona," tutur Rerie.

Rerie berharap, pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah benar-benar dapat berkolaborasi. Sehingga, upaya pengendalian Covid-19 di Tanah Air bisa segera tercapai sesuai rencana. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.