Dark/Light Mode

DPR Desak Polisi Usut Tuntas Praktik Mafia Alkes Impor

Kamis, 26 Agustus 2021 08:08 WIB
Ilustrasi. (Dok. Antara Foto)
Ilustrasi. (Dok. Antara Foto)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mendesak pihak kepolisian untuk membongkar adanya praktik mafia alat kesehatan (Alkes) impor. Hal ini diduga menjadi penyebab rendahnya tracing covid-19 dan mahalnya alat untuk tes PCR dan Swab Antigen.

"Ini perlu didalami pihak kepolisian, tinggal panggil importir-importir itu. Agar terang kasusnya maka perlu pendalaman," ujar Rahmad kepada wartawan, Rabu (25/8).

Menurut Rahmad, pengusaha boleh saja mencari untung dari penjualan alat-alat kesehatan termasuk PCR dan swab antigen. Namun meraup keuntungan tersebut janganlah berlebihan dan menyusahkan rakyat.

Baca juga : Kemnaker Latih Masyarakat Maksimalkan Bisnis Domba

"Saya bilang silakah untung, tapi untung yang wajar dan esuai dengan kantongnya rakyat. Jangan malah memberatkan. Karena itu, yang paling utama ini tugas pemerintah untuk mendalami," katanya.

Legislator Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini menuturkan, memang seharusnya Indonesia bisa memproduksi alat kesehatan sendiri.

Bahkan dari tahun 2020, DPR telah merekomendasikan bahwa Indonesia ketergantungan impor hanya 70 persen dari sebelumnya 90 persen.

Baca juga : Integrasi Posyandu Untuk Tingkatkan Pelayanan Praktis Bagi Warga Desa

"Kalau idealnya kita bisa produksi sendiri. Bahkan, Komisi IX DPR bahkan dalam rapat-rapat memerintahkan di tahun 2020 untuk menaikan produksi dalam negeri 20 persen. Jadi ketergantungan kita impor 90 persen dikurangi 20 persen jadi tinggal 70 persen," ungkapnya.

Rahmad juga menegaskan, jika ada pihak-pihak yang sengaja mempermaikan harga alat-alat kesehatan jauh di bawah standar.

Maka Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bisa bertindak. Sementara jika ada mafia alat kesehatan seperti yang melakukan pengelapan ataupun melakukan penyelundukan. Maka dia meminta polisi untuk turun tangan. "Jadi kalau usaha apapun yang berlawanan dengan hukum ya tetap polisi akan mengambil tindakan," pungkasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.