Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pelaku peternakan rakyat terus menjerit, karena diduga, ada persaingan tidak sehat dalam sektor pangan, terutama pakan ternak. Selama pelaku kartel ini tidak ditindak tegas, sulit bagi Pemerintah mengontrol harga jagung, pakan ternak, daging hingga telur di pasaran.
Anggota Komisi IV DPR, Slamet, meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) segera menindak perusahaan-perusahaan besar yang diduga kuat melakukan kartel di bisnis pakan. “Tidak ada ketegasan KPPU, bahkan dari Pemerintah,” cetusnya, di Gedung Parlemen, Jakarta, kemarin.
Baca juga : Lapor Ke Presiden, Tim Agraria Klaim Selesaikan Konflik Pertanahan
Dijelaskan Slamet, memang ada operasi pasar untuk menekan harga pakan ini dengan menggelontorkan jagung langsung ke peternak. Namun hal ini sifatnya hanya jangka pendek. Sebab pada akhirnya, Pemerintah akan tetap kesulitan mengatur tata niaga jagung, telur hingga unggas selama pelaku kartelisasi ini tidak tersentuh.
“Ini kayak buang angin, faktanya ada tapi susah dilihat karena memang saling menutupi. Sehingga kartelisasi ini dulu yang harus diselesaikan Pemerintah, baru kita bisa mengontrol harga pakan, harga jagung, dan sebagainya,” tegasnya.
Baca juga : Kepala Daerah Jangan Endapkan Anggaran!
Slamet mengingatkan, menjaga keseimbangan stok jagung untuk pakan ini di pasaran penting agar petani tidak rugi. Juga harus memperhatikan para peternak. Sebab, 60 persen pembentuk harga pokok produksi peternak itu berasal dari pakan. Begitu naik sedikit saja harga pakan, keuntungan tergerus, juga peternak rakyat bangkrut.
“Karena itu harus ada tindakan yang dilakukan, tidak hanya sekadar instan turunkan (harga jagung). Harus ada langkah-langkah yang testruktur sehingga policy ke depan akan menjadi sebuah hal yang baik,” harapnya.
Baca juga : Pertamina Salurkan Produk Dex 50 PPM Perdana di Indonesia
Kebijakan Pemerintah, tegas Slamet, harus seimbang. Harga pakan tetap terjangkau bagi peternak, di satu sisi kesejahteraan petani jagung tetap ter-cover. Namun selama kartel ini tidak ditindak, dia tidak yakin masalah harga ini bisa dikendalikan.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya