Dark/Light Mode

Cium Ada Kartel Pakan Ternak

DPR: KPPU Bertindak Dong

Jumat, 24 September 2021 07:15 WIB
Anggota Komisi IV DPR, Slamet. (Foto: Istimewa)
Anggota Komisi IV DPR, Slamet. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Untuk itu, dia berharap, Presiden Jokowi menginstruksikan KPPU segera bertindak. “Sederhana sebenarnya untuk solusi jangka menengah, Presiden panggil KPPU, turun, kawal. Karena memang permainan ini ada di perusahaan-perusahaan besar yang tidak bisa diimbau,” pungkasnya.

Wakil Ketua Komisi IV Dedi Mulyadi menambahkan, persoalan di sektor jagung dan pakan ternak ini sudah terjadi dari dulu karena memang harganya dikendalikan ‘tuan besar’. Mereka yang punya kepentingan besar mengendalikan harga pakan ini punya kuasa, juga pada produksi tingkat peternak. “Ini kan bukan hanya ayam telur. Tahun lalu kita ribut ayam pedaging juga. Harga ayamnya kan jatuh,” katanya.

Baca juga : Lapor Ke Presiden, Tim Agraria Klaim Selesaikan Konflik Pertanahan

Menghadapi kartelisasi dan pengusaha besar ini, sambung Dedi, maka harus ada ketegasan tidak hanya dari perspektif birokrasi tapi juga di dunia politik. Kesadaran ini yang harus dibangun bersama jika ingin masalah kartel ini dituntaskan. “Kita boleh bermitra tapi jangan diatur,” tambah dia.

Sementara pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prima Gandhi menilai, saat ini memang terjadi anomali pada harga pakan dan telur di pasaran. Itu bisa dilihat dari tingginya disparitas harga telur di peternak yang saat ini berada pada Rp 14.000 per kilogram, sangat jauh dari harga acuan yang ditetapkan pemerintah atau HAP Rp 19.000 kilogram.

Baca juga : Kepala Daerah Jangan Endapkan Anggaran!

“Sementara harga di tingkat konsumen saat ini mencapai Rp 21.000 per kilogram,” ujarnya.

Prima mengaku heran, jika kemudian masalah disparitas harga telur ini kemudian menyalahkan stok jagung. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menurutnya harus lebih dahulu membenahi masalah tata niaga telur. Sebab disparitas harga di tingkat peternak hingga ke konsumen sangat tinggi, bisa mencapai Rp 7.000 per kilogram.

Baca juga : Pertamina Salurkan Produk Dex 50 PPM Perdana di Indonesia

“Apabila rantai pasok dan tata kelola pasar telur ini diselesaikan, peternak tetap happy-happy saja dengan harga jagung sekarang. Jangan gagal fokus. Harusnya harga telur dulu dibenahi hingga mendekati HAP (Harga Acuan Produksi-red). Harusnya prioritas itu yang didahulukan,” tambah dia. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.