Dark/Light Mode

Wacana Penundaan Pemilu Sepakat Diakhiri

Golkar Dan NasDem Mau Dengar Aspirasi Rakyat

Jumat, 11 Maret 2022 07:50 WIB
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh (kanan) menerima kunjungan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto, di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (10/3/2022). (Foto: Susanto/MI)
Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Surya Paloh (kanan) menerima kunjungan Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto, di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (10/3/2022). (Foto: Susanto/MI)

 Sebelumnya 
“Pembahasannya kita ketahui tidak hanya berbicara makro, tetapi juga bicara mikro yang detail,” ujarnya.

Diksi mikro terkait Airin dan Sahroni adalah koalisi untuk Pilkada DKI Jakarta 2024. Sedangkan makro adalah kontestasi politik lebih tinggi, yakni Pilpres. “Apabila ada yang tidak sejalan, tentu kita utamakan kebersamaan,” ungkap Airlangga.

Kembali ke Paloh, kata dia, Golkar dan NasDem memiliki kesamaan pemahaman soal wacana penudaan Pemilu 2024. Wacana ini, kata Paloh, harus segera diakhiri. “Kesepakatannya jelas, tidak perlu ada satu diskursus berkepanjangan,” tegas Surya.

Baca juga : Pemerintah Bakal Libatkan Media Dan Masyarakat

Lalu Airlangga menimpali dengan menyatakan, sikap Golkar terhadap wacana penundaan pemilu berasal dari aspirasi masyarakat. Apalagi, kata Airlangga, Presiden Jokowi tetap menghargai perbedaan pandangan atau pendapat. “Namun juga tentu kita melihat koridor-koridor yang ada. Sehingga tentu biasanya dalam hal-hal tertentu komunikasi antarpimpinan partai politik menjadi penting,” pungkasnya.

Menanggapi pertemuan dua ketua umum parpol besar ini, peneliti ahli utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Siti Zuhro bersyukur, karena dua ketua umum parpol itu berani menyatakan dengan tegas soal penundaan pemilu.

“Artinya keduanya paham keinginan rakyat, media, mahasiswa, akademisi, aktivis dan mayoritas rakyat. Akhirnya penolakan yang luar biasa dari civil society didengar elite partai,” kata Zuhro, kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Maunya Imin Cs Tak Seperti Maunya Rakyat

Perempuan yang akrab disapa Wiwiek itu menilai, kesepakatan elite dua partai besar tersebut akan sangat kuat efeknya bagi pihak yang masih ngotot menggulirkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden. “Sudah memang harus dihentikan polemik yang menguras energi ini. Ini jelas pesan kuat,” tegasnya.

Menurutnya, pertemuan ini, dapat diartikan keduanya sudah mulai berbicara untuk menyongsong Pemilu dan Pilpres 2024. Jika keduanya berkoalisi, akan jadi kekuatan besar dan poros tersendiri.

“Memang ini baru awal penjajakan. Sinyal membuka komunikasi ini akan jadi peta baru. Meski tentu keduanya juga akan berkomunikasi dengan partai lainnya,” ujarnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.