Dark/Light Mode

Golkar-Demokrat Bangun Koalisi

Capresnya Siapa, Cawapres Siapa, Ini Yang Menyulitkan

Jumat, 13 Mei 2022 08:00 WIB
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan) saat pertemuan di Widya Candra, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). (Foto: NG Putu Wahyu Rama/RM)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (kiri) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (kanan) saat pertemuan di Widya Candra, Jakarta, Sabtu (7/5/2022). (Foto: NG Putu Wahyu Rama/RM)

 Sebelumnya 
“Hubungan antara Mas Ketum AHY dan Pak Airlangga Hartarto juga baik, termasuk hubungan Mbak Annisa Yudhoyono dan Bu Yanti Airlangga juga sangat baik. Keduanya aktif pada kegiatan seni dan budaya,” tuturnya.

Sekadar informasi, belumlama ini, AHY bersama Annisa berkunjung ke kediaman Airlangga Hartarto untuk silaturahmi Idul Fitri 1443 Hijriah. Sementara Airlangga, juga membuka lebar potensi koalisi dengan Partai Demokrat. Apalagi Partai Golkar sudah berpengalaman mendukung SBY.

Baca juga : Hari Keempat Lebaran, Ribuan Wisatawan Serbu Pantai Pukan Belitung

Airlangga tak menampik ia rutin berkomunikasi dengan AHY. Baik langsung maupun berbalas pesan lewat WhatsApp. “Terjawab sudah ya, jadi tidak ada hambatan untuk membuka peluang tahun 2024,” ujar Airlangga usai pertemuan.

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komaruddin menilai, meski sinyalnya positif, namun dua partai itu belum menunjukkan gelagat ke arah koalisi yang lebih serius. “Semua masih dinamis dan wait and see,” kata Ujang kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Partai Kabah Lagi Cari Juru Selamat

Menurutnya, jika menjadi poros sendiri, koalisi ini butuh partai Islam untuk melengkapi keterwakilan pemilih kalangan agama. “Bisa PPP, PKB, atau PKS. Tergantung konfigurasi politik nanti kan. Kalau ada partai baru, tentu peta capres dan cawapresnya bisa berubah. Nanti yang bicara elektabilitas masing-masing tokoh,” terangnya.

Sedangkan Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin yakin, keduanya membicarakan agenda koalisi. Nah, kendalanya, baik Demokrat maupun Golkar masih sama-sama bersikukuh mengusung ketua umum masing-masing partai sebagai capres. “Yang dilihat elektabilitas personal, bukan partai. Jadi tinggal tunggu siapa yang mengalah dan kompensasinya dari setiap partai pengusung,” tandasnya.

Baca juga : Sekjen Demokrat Kaltim Digarap Di Lapas, Ditanya Soal Penerimaan Uang Abdul Gafur

Peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfaraby menyebutkan, Golkar punya segalanya untuk menjadi pimpinan poros koalisi. Alasan pertama, Golkar hanya butuh tambahan koalisi satu partai saja untuk bisa memenuhi syarat Presidential Treshold.

“Apalagi dengan Demokrat, Golkar pun punya historis koalisi. Jadi gampang ketemuanya,”kata Adjie kepada Rakyat Merdeka, kemarin. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.