Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Bikin Koalisi Ke Sana Ke Mari
Parpol Sadar Nggak Ekonomi Lagi Susah
Senin, 20 Juni 2022 07:57 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pemilu 2024 masih cukup lama, masih sekitar 2 tahun lagi. Namun, para elite politik kita sepertinya sudah tidak sabar untuk umbar syahwat politik di depan publik. Mereka sibuk bikin koalisi ke sana ke mari. Padahal di tengah elite parpol sibuk ngebahas copras-capres, ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja. Rakyat dibikin susah dengan melambungnya sejumlah harga kebutuhan pokok. Parpol sebenarnya sadar nggak sih ekonomi rakyat lagi susah?
Setelah dihajar pandemi Corona selama 2 tahun lebih, ekonomi tanah air belum pulih-pulih benar. Meskipun ekonomi mulai tumbuh positif, di lapangan, rakyat dibikin kelimpungan dengan berbagai kebutuhan pokok yang melonjak tajam. Belum lagi urusan minyak goreng (migor) yang belum beres-beres juga. Ditambah harga cabe yang kini sudah menembus harga Rp 120 ribu per kilogram.
Sejak bulan lalu, Presiden Jokowi sebenarnya sudah menyentil manuver sejumlah parpol yang kelihatan sibuk dengan urusan pilpres. Tepatnya, saat Jokowi hadir di acara rakernas relawan Projo di Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5). Dalam acara itu, Jokowi meminta relawannya ‘ojo kesusu’ alias buru-buru ngomongin dukung-mendukung capres.
Baca juga : 7 Parpol Non Parlemen Hadapi Verifikasi KPU
Tekad Jokowi untuk memperbaiki kondisi ekonomi juga terlihat dari dilakukannya reshuffle kabinet, Rabu (15/6). Reshuffle ini memang sudah lama jadi desakan publik yang kecewa dengan naiknya harga berbagai kebutuhan pokok.
Dalam berbagai forum internasional, Jokowi juga berkali-kali menyinggung soal pemulihan ekonomi. Ditambah lagi dengan dampak perang Rusia-Ukraina yang telah menimbulkan persoalan baru. Ekonomi global menjadi tak pasti. Dunia dibayangi krisis energi dan pangan.
Ancaman perlambatan ekonomi gara-gara perang ini memang nyata. Bank Dunia dan IMF memprediksi, ada 60 negara yang akan ambruk ekonominya akibat krisis pangan dan energi. Meskipun Indonesia tidak masuk dalam daftar 60 negara tersebut, Jokowi tetap saja tidak tenang. Berulang kali dia meminta para pembantunya agar memiliki kepekaan atau sense of crisis. Para menteri pun diminta bekerja fokus dan mengerti betul apa yang harus dilakukannya secara detail.
Baca juga : Yasonna: Kekayaan Intelektual Sangat Berdampak Pada Pemulihan Ekonomi Nasional
Jokowi juga menyadari, untuk menyelesaikan persoalan ekonomi ini butuh stabilitas politik. Karena itu juga, sesaat sebelum reshuffle pada Rabu lalu, mantan Walikota Solo itu menjamu para menteri makan siang. Di acara itu, dari pernyataan ketum parpol yang hadir saat itu, Jokowi menyampaikan pentingnya stabilitas politik untuk menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi. Tanpa stabilitas politik, persoalan ekonomi tak bisa dituntaskan.
Namun, harapan Jokowi agar stabilitas politik terkendali, sulit terpenuhi. Belum sepekan reshuffle digelar, elite parpol khususnya dari koalisi pemerintah malah sibuk bermanuver. Bahkan kekompakan yang terlihat saat jamuan makan siang di Istana, berganti saling serang di antara anggota koalisi.
Para pimpinan parpol, juga malah sibuk urus persiapan Pemilu 2024 dengan sibuk ke sana-sini dan bikin koalisi sendiri-sendiri. Golkar, PAN dan PPP, tiga parpol pendukung pemerintah, paling duluan bikin koalisi. Namanya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Baca juga : Ngobral Rayuan Demi Dongkrak Pamor Diri
Terbaru, 2 parpol pendukung pemerintah juga ikut-ikutan membentuk koalisi. Yakni Gerindra yang dinahkodai Prabowo Subianto dan PKB yang dinakhodai Muhaimin Iskandar. Sehari sebelumnya, NasDem yang belum punya mitra koalisi, bahkan sudah berani mengumumkan 3 nama yang bakal diusung sebagai capres.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya