Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sabar Menanti Deklarasi

PKB Mulai Pasrah Soal Posisi Imin

Senin, 6 Februari 2023 07:13 WIB
Ilustrasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pasrah dengan posisinya di Pilpres 2024 (Gambar: Mice)
Ilustrasi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar pasrah dengan posisinya di Pilpres 2024 (Gambar: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kini sudah tidak lagi mematok harga tinggi dalam membangun koalisi dengan Partai Gerindra. PKB sudah pasrah dengan posisi bosnya, Muhaimin Iskandar apakah akan diusung sebagai capres atau cawapres atau tidak sama sekali. Yang pasti, saat ini, PKB masih sabar menanti deklarasi capres-cawapres.

Meskipun sudah meresmikan kantor sekretariat bersama, koalisi Gerindra-PKB masih belum bulat dalam penentuan capres-cawapres. Gerindra tetap mendorong Prabowo sebagai capres. Sedangkan PKB ingin Imin yang jadi calon RI-1 bukan RI-2. Perbedaan inilah membuat kedua partai tidak juga menggelar deklarasi.

Tak hanya soal posisi, PKB juga mendesak agar pasangan capres-cawapres bisa dideklarasikan secepatnya. Paling lambat, PKB maunya sebelum bulan Ramadhan, capres-cawapres diumumkan.

Namun permintaan itu tampaknya belum mendapat lampu hijau dari Gerindra. Partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu masih belum mau buru-buru soal capres-cawapres. Termasuk, belum bisa memastikan apakah sebelum bulan Ramadhan, capres-cawapres sudah bisa diumumkan.

Sikap Gerindra ini membuat PKB mulai mengendur. Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid menegaskan, urusan capres-cawapres berada di tangan Prabowo dan Cak Imin. Jazilul juga tidak mau berandai-andai soal munculnya nama di luar Prabowo-Imin.

"Masa dijawab sekarang. Kalau sudah kejadian, baru. Kalau dijawab sekarang, sama saja dengan mengancam. Nggak lah, nanti kita lihat perjalanan saja. Toh, koalisi dibangun atas kesukarelaan," kata Jazilul, di Jakarta, kemarin.

Baca juga : DPC Papera Bekasi Deklarasi Dukung Prabowo Jadi Presiden

Menurutnya, sejauh ini, hanya 2 nama yang paling kuat akan diusung Gerindra-PKB."Saya nggak lihat nama lain. Enggak lihat nama lain, kalau saya secara pribadi, ya. Nggak ada," kata Wakil Ketua MPR itu.

Kata Jazilul, semua masih proses. Publik diminta bersabar menunggu keputusan dari Prabowo dan Imin, sesuai piagam koalisi. Lagipula, koalisi lain juga tidak terburu-buru menentukan bakal capres dan cawapresnya.

Menanggapi sikap PKB ini, juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak pun tidak ingin mendahului bosnya. Kata dia, keputusan capres dan cawapres sepenuhnya ada di tangan Prabowo dan Imin.

Apakah Imin bakal diduetkan dengan Prabowo? Lagi-lagi, Dahnil menegaskan semua tergantung di tangan kedua ketua umum partai tersebut. Menurutnya, baik Prabowo dan Imin sangat paham konstalasi politik dan kalkulasi yang presisi.

Dahnil pun enggan menjawab saat ditanya jadwal deklarasi. Menurutnya, masih banyak waktu bagi kedua partai untuk menentukan pilihan, sebelum diumumkan ke publik. "Sabar ya," pesannya.

Peneliti Utama Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro mengatakan, penentuan paslon memang belum bisa diprediksi secara tepat. Mengingat masing-masing partai masih berkomunikasi, bersilaturahmi, dan menjajaki kemungkinan menambah mitra koalisi.

Baca juga : PKB Ingin Kepastian

Meski politik itu dinamis, penuh opsi, dan seni kemungkinan, bukan berarti menafikan realita. Realita dan konteks harus diperhitungkan secara cermat. Apalagi dalam mempromosikan calon dalam Pilpres, perlu menakar tingkat penerimaan rakyat terhadap calon.

"Bila rakyat secara luas tak menghendaki, maka sulit untuk memenangkan Pilpres. Surutnya pencapresan Muhaimin Iskandar bisa jadi karena faktor tersebut. Apakah Muhaimin Iskandar akan terpilih mendampingi capres, tampaknya masih belum clear, dan masih cair," kata Siti.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, motivasi PKB mempropagandakan Imin sebagai capres tidak keliru. Karena kaitannya dengan konsolidasi agitasi, Imin sebagai capres memang tidak benar-benar direalisasikan.

Dedi justru heran, kenapa partai berlambang jagat itu tak lagi mengeluarkan pernyataan Imin sebagai capres. "Karena hanya sebatas materi propaganda. Justru, saat ini semestinya belum waktunya pasrah," katanya, tadi malam.

Dengan meredanya promosi Imin sebagai capres, pertanda koalisi mulai solid. Bisa juga dikarenakan PKB mulai melihat kekuatan koalisi rival. Dengan begitu membuat nilai jual PKB berangsur kembali ke rasional awal, yakni cawapres.

Apalagi, PKB merupakan mitra awal koalisi Gerindra, sehingga akan diprioritaskan. Namun, jika PKB tetap ngotot Imin jadi cawapres, akan berbahaya ketika Gerindra mendapat mitra baru. "Bisa beresiko PKB dilepas. Karena pada dasarnya, Gerindra hanya perlu satu mitra papan tengah saja," kata Dedi.

Baca juga : Kasus Suap Pengurusan Perkara Di MA, KPK Garap 4 Hakim Agung

Secara hitung-hitungan, belum tentu juga Imin diduetkan dengan Prabowo. Hal ini dilihat dari elektabilitas dan potensi mendulang elektabilitas baru hingga pemilihan. "Muhaimin harus diakui cukup sulit," aku Dedi.

Memang, peluang memenangkan Pilpres masih ada. Instrumennya, Ganjar Pranowo maupun Anies Baswedan tidak ikut kontestasi, dan koalisi bertahan di empat poros. Jika koalisi mengerucut jadi tiga atau bahkan dua, dan di antara kandidat ada Ganjar dan Anies, Prabowo akan kesulitan.

"Tetapi, setidaknya kesulitan itu tidak menghinggapi Gerindra dan PKB sebagai partai. Di parlemen masih mungkin mereka menang," pungkas Dedi.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.