Dark/Light Mode

Silaturahmi Elite Politik Bikin Iklim Kompetisi Pemilu Sehat

Kamis, 9 Februari 2023 07:38 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia/Istimewa
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pertemuan elite Partai Golkar dan PKS untuk menegaskan komitmen parpol mengawal Pemilu tepat waktu pada 14 Februari 2024, dengan prinsip luber dan jurdil.

“Jangan lagi kita persoalkan agenda, sekarang Pemilu sudah running on going. Kita punya kewajiban menjaga pemilu sukses. Sukses itu memenuhi jurdil (jujur dan adil) dan luber (langsung, umum, bebas dan rahasia),” tegas Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia.

Kedua partai sepakat mendukung Pemilu 2024 berlangsung dengan sistem proposional terbuka. 

“Tadi kami mendiskusikan tetap mendorong dan menyakinkan Mahkamah Konstitusi (MK) mendengarkan aspirasi. Ini kan sudah aspirasi mayoritas di DPR, sudah ada delapan partai politik. Saya kira seluruh elemen masyarakat juga termasuk masyarakat sipil mendukung,” jelas Doli.

Direktur Eksekutif Perludem Chairunnisa mengatakan, inisiasi Golkar bersama tujuh partai menolak sistem pemilihan tertutup.

Baca juga : Hindari Politik Identitas, Sambut Pesta Demokrasi Dengan Iklim Sehat

“Setiap partai memiliki preferensinya soal sistem pemilu yang akan dipilih dan tentu akan menguntungkan mereka,” kata Chairunissa, Rabu (8/2). 

Soal sikap parpol mendukung Pemilu tepat waktu, Chairunnisa mengatakan, semua sudah on the track meski ada catatan. 

“Misalnya soal polemik verifikasi faktual parpol, lalu soal penetapan daerah pemilihan pasca putusan MK,” kata Chairunissa. 

Menjelang Pemilu, sejumlah elite parpol saling berkunjung, mengutarakan komitmen mereka untuk menjaga Pemilu yang luber, jurdil dan tidak terpolarisasi. 

Bicara polarirasi, Chairunissa mengatakan perlu lebih dari sekadar konsolidasi elite partai. 

Baca juga : Safari Politik Makin Gencar, Koalisi Belum Mengkristal

Sementara, pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Firman Manan mengatakan, pertemuan Golkar dan PKS mempunyai beberapa sisi. Misalnya, pertemuan itu bisa bermanfaat ketika dimaknai sebagai pesan positif dari elite parpol untuk publik.

"Tentu publik melihat elite, sehingga ketika para elite politik ini saling berkomunikasi satu dengan yang lain maka akan cair. Termasuk punya komitmen berkompetisi sehat dalam pemilu," ungkap Firman.

Menurut Firman, pertemuan semacam itu bisa mengurangi potensi risiko polarisasi ekstrem yang bisa menimpa publik usai kompetisi sebagaimana sempat terjadi beberapa saat lalu. 

Elite dan publik patut memahami bahwa Pemilu adalah agenda demokrasi yang tidak perlu berujung pada polarisiasi. Sebaliknya, berdemokrasi harus dengan gembira.

"Saya pikir itu pesan baik pada publik, kalau pun terjadi kompetisi di antara parpol, itu suatu agenda demokrasi yang biasa saja. Tidak perlu berujung pada konflik, polarisasi," tandasnya.

Baca juga : Rajin Silaturahmi, Akar Politik AHY Di NU Kian Kuat

Kendati demikian, ada pula potensi kerugian dari pertemuan elite parpol yang kerap terjadi belakangan. Publik tidak akan punya cukup waktu untuk menimbang dan menentukan pilihan atas capres untuk dipilih di Pemilu 2024. 

Dengan cairnya komunikasi elite parpol, Firman menilai publik akan berisiko tidak segera mendapat kepastian terkait sosok yang maju di Pilpres 2024, sehingga akan berdampak pada ketidakcukupan informasi.

Padahal, keteraksesan dan kecukupan informasi menjadi faktor penting dalam Pemilu yang berlandaskan rasionalitas.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.