Dark/Light Mode

KIB Kudu Lebih Terbuka Banyak Opsi Koalisi

Selasa, 14 Februari 2023 20:43 WIB
Pengamat politik Ujang Komarudin/Istimewa
Pengamat politik Ujang Komarudin/Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejumlah partai merapat ke Partai Golkar dan mengajak bergabung ke koalisi. Sebut saja, PKB yang terang-terangan mengajak beringin bergabung ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) bersama Gerindra. Padahal saat ini Golkar bergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komarudin mengatakan, ajakan parpol kepada Golkar, karena dianggap partai yang bagus. Pertemuan Golkar dan sejumlah elite parpol pun memberi dampak positif bagi Golkar.

"Golkar dianggap partai yang seksi, bagus, terbuka untuk semua kekuatan partai politik lain. Termasuk partai-partai dari oposisi," tegas Ujang, Selasa (14/2).

Meski telah bergabung dengan KIB, posisi Golkar masih terbuka dan dapat diterima bagi beberapa pihak.

Baca juga : Bamsoet Dorong Pemerintah Segera Terbitkan Peraturan Hak Cipta Jurnalistik

Dengan tawaran dari berbagai koalisi, apakah soliditas KIB terganggu, Ujang mengatakan, selama masih bisa dibicarakan seharusnya tidak menjadi masalah.

"Harus dilakukan komunikasi dengan partai KIB. Golkar, PAN dan PPP. Saya melihatnya masing-masing sudah saling tahu, terkait kedatangan partai politik lain ke Golkar," ungkap Ujang.

Selama komunikasi antar-anggota KIB sudah terjalin, maka langkah politik menjadi terukur. Jika partai anggota koalisi mengatakan sudah tahu, sudah paham maka silakan saja. Artinya, berdampak positif bagi Golkar dan KIB.

Muncul wacana pemasangan Anies Baswedan dengan Airlangga Hartarto usai pertemuan NasDem-Golkar beberapa saat lalu. Selain itu, muncul pula spekulasi penyandingan Prabowo Subianto dengan Airlangga Hartarto usai pertemuan dengan Golkar-PKB.

Baca juga : Kami Lebih Suka Menyebut Diri Pejuang Politik

DNA Sama

Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa menilai, peluang kandidasi Airlangga Hartarto sama-sama kuat dalam wacana pemasangan Anies Baswedan-Airlangga Hartarto dan Prabowo Subianto - Airlangga Hartarto.

"Saya kira tergantung kesepakatan koalisi. Jika koalisinya tercipta, misalnya akhirnya NasDem dan Golkar, lalu terbentuk koalisi, saya kira Anies Baswedan dan Airlangga Hartarto menjadi capres-cawapres alternatif. Bisa menjadi preferensi di koalisi tersebut," ungkap Herry.

Sebaliknya, ketika koalisi yang terbentuk justru mempertemukan Gerindra dan Golkar, baik Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto bisa menjadi pilihan.

Baca juga : Di Hadapan Wisudawan Universitas Terbuka, Bamsoet Ajak Optimalkan Era Society 5.0

Menurut Herry, kedua skema tersebut sama-sama berpeluang terwujud, mengingat Gerindra dan NasDem mempunyai kemiripan dengan Golkar. Prabowo Subianto pernah di Golkar, begitu juga Surya Paloh.

"Kalau kedekatan, sama-sama dekat. Baik Gerindra maupun NasDem itu DNA-nya, kadernya, pasti hampir mirip dengan Golkar," ujarnya.

Herry mengatakan, yang menjadi faktor penentu adalah kesepakatan antarparpol, kerja mesin politik, kader dan relawan.

"Mereka harus menghitung juga siapa yang berpeluang. Karena per hari ini sama-sama berpeluang, baik Prabowo maupun Anies selalu bertengger di tiga besar hasil survei nasional," pungkasnya.â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.