Dark/Light Mode

Arahan Megawati Untuk Bali Seabad Ke Depan: Kembalikan Jati Diri Bali Seutuhnya

Minggu, 7 Mei 2023 11:46 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mencetuskan berbagai pikiran, tentang bagaimana mengelola dan mengembangkan Bali agar lestari sampai 100 tahun ke depan.

Hal itu disampaikannya dalam Seminar bertajuk “Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125” di Trans Resort, Seminyak, Bali, Jumat (5/5).

Hadir dan memberi masukan, baik lisan maupun tertulis, Gubernur Bali I Wayan Koster, Menteri Perencanaan Pembangunan RI Suharso Monoarfa, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga.

Kemudian, Wakil Menteri Dalam Negeri John Wempi Wetipo, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko.

Juga, Pejabat Eselon I Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Keuangan, Anggota DPR RI Dapil Bali dan tokoh-tokoh lainnya.

Dalam paparannya, Megawati mengatakan, ia mendorong Gubernur Koster membuat roadmap Bali 100 tahun ke depan. Selain melaksanakan perintah Presiden Jokowi, dia sendiri punya ide untuk mengembalikan jatidiri Bali seutuhnya.

Megawati mengenang ketika semasa remaja diajak ayahandanya yang Presiden pertama RI, Ir. Soekarno, melihat Bali yang sejuk, hangat, dan dipenuhi padi menguning, dari Denpasar ke Tampaksiring.

Waktu itu, Megawati masih ingat orang Bali berhati lurus dan jujur. Jemuran padi di pinggir jalan tak ada yang mencuri. Namun, Megawati juga menyoroti perilaku wisatawan asing yang viral di media sosial, tidak menghormati adat istiadat dan budaya Bali.

Baca juga : Anies Bakal Sampaikan Pidato Politik Di Senayan

Dia pun mengingatkan Gubernur Bali agar pembangunan hotel dikendalikan dan mulai dilakukan untuk 100 tahun ke depan ini.

Kemudian, berhenti mengkonversi tanah subur, dan meminta mengembangkan pertanian untuk menghidupi masyarakat.

Tanah-tanah yang tandus mesti dikaji Kembali pemanfaatannya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, dengan tetap menjadikan kearifan lokal sebagai roh pembangunan Bali ke depan.

Sementara itu Gubernur Bali, Wayan Koster menyebutkan, Pulau Dewata dianugerahi kekayaan, keunikan, keunggulan, dan keindahan alam, manusia, dan kebudayaan sejak berabad-abad.

Hal itu tetap eksis dan survive, menjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat sampai saat ini. Bali juga dianugerahi warisan adiluhung, yaitu desa adat, subak, tradisi, seni-budaya, dan kearifan lokal yang harus dilestarikan, dikembangkan, dan dimajukan, serta diwariskan untuk generasi masa depan sepanjang zaman.

Berbagai dinamika, antara lain adanya konflik kepentingan dan persaingan yang tidak sehat ungkap Gubernur Koster berpotensi mengancam eksistensi, keberlanjutan, kesucian, kelestarian, dan keharmonisan alam, manusia, dan kebudayaan Bali.

Oleh karena itu, masa depan Bali tidak boleh dilepas, bergerak tanpa arah. Sejak lama, Bali tidak memiliki haluan untuk menyelenggarakan pembangunan secara fundamental, komprehensif, dan berkelanjutan, berdimensi jangka panjang, minimum 100 tahun (satu abad).

Anggota DPR RI I Wayan Sudirta yang hadir dalam seminar tersebut, atas permintaan panitia agar para undangan memberikan masukan tertulis untuk menyempurnakan konsep yang ada, menyampaikan sejumlah usulan, tentang Pemaknaan Semangat Pembangunan Semesta Berencana

Baca juga : Denny JA: Agama Hadir Untuk Berikan Kebahagiaan Penganutnya

Sebagai Basis Haluan Pembangunan Bali 2025-2125. Sudirta menyebut, pada Pembangunan Semesta Berencana dapat dilihat bahwa konsepsi komprehensif mengatur semua lini kehidupan bangsa.

Konsep Pembangunan Semesta Berencana semestinya mampu pendayagunaan kearifan lokal Bali sebagai pemeliharaan dan nilai-nilai dan tradisi luhur yang mengakar dalam masyarakat Bali dalam konteks kekinian dan masa depan.

Masyarakat Bali meyakini konsep Tri Hita Karana adalah satu konsepsi yang mengintegrasikan secara selaras tiga komponen penyebab kesejahteraan dan kebahagian hidup. Konsepsi Haluan Pembangunan Bali 2025-2125 disesuaikan dengan konsep pada Pembangunan Semesta Berencana.

Sudirta mengajak untuk menyimak Pidato Presiden Soekarno di Depan Sidang Pleno Dewan Perancang Nasional tanggal 28 Agustus 1959, menyebutkan 4 Tolok Ukur Kekuatan Pembangunan Semesta Berencana.

Yaitu, pertama, sebagai landasan bagi pembangunan yang integratif, menyeluruh, dan berkelanjutan. Kedua, pembangunan Semesta Berencana tidak hanya menitikberatkan pada pembangunan fisik semata, tetapi juga membangun mental dan karakter bangsa Indonesia.

Lalu ketiga, pembangunan Nasional Semesta Berencana merupakan ekspresi dan pernyataan kehendak seluruh rakyat Indonesia melalui lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, bukan kehendak pemerintah semata.

Dan keempat, konsepsi Pembangunan Nasional Semesta Berencana berorientasi pada pencapaian nilai-nilai spiritual dan material yang seimbang dan selaras.

Ide Presiden Soekarno itu sangat relevan dengan kondisi bangsa hari ini untuk dapat bergerak dan maju bersama-sama sebagai satu kesatuan berbangsa dan bernegara.

Baca juga : Perusahaan Raam Punjabi Siap Lepas 929.2 Juta Lembar Saham

Untuk Bali, konteks ini penting untuk merumuskan roadmap atau Haluan Pembangunan Semesta Bali 2025-2125 berlandaskan Tri Hita Karana. Tri Hita Karanapun dalam aktualisasinya bukan semata-mata budaya nilai.

Namun diwujudkan dalam budaya kelembagaan terutama dijalankan oleh lembaga adat seperti Desa Adat, Banjar, Sekehe dan Subak.

Jadi ide konsepsi Pembangunan Nasional Semesta Berencana yang tidak saja membangun materiil tapi juga spiritual yang seimbang dan selaras.

Sebagai aktualisasinya, ada dua aspek penting sebagai unsur utama dalam Haluan Pembangunan Bali 2025-2125, yaitu: pertama, prinsip-prinsip direktif; dan kedua, kebijakan dasar bagi Bali.

Terkait dengan hal ini, kita harus kembali membuka pemikiran dari para pendiri bangsa. Ada tiga konsensus dasar yang disepakati para pendiri bangsa Indonesia ketika itu sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan negara, yaitu Pancasila, UUD 1945, dan Haluan Negara.

Ketiganya saling berkait kelindan dan saling menopang antar satu dengan yang lainnya yang disebut sebagai triangle of basic state consensus atau tiga pilar konsensus kebangsaan yang dapat diurai.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.