Dark/Light Mode

Bos NU Tak Hadiri Harlah PKB

Imin Vs Gus Yahya Masih Panas Dingin

Senin, 24 Juli 2023 08:11 WIB
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (kiri) dan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya tak menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-25 PKB, di Solo, kemarin. Hal ini makin mempertegas hubungan antara Gus Yahya dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin masih panas dingin.

Puncak Harlah ke-25 PKB digelar di Stadion Manahan Solo, kemarin. Harlah ini dihadiri banyak tokoh. Antara lain, Presiden Jokowi, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli, Ketua DPP PDIP Puan Maharani, dan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Namun, Gus Yahya absen. Padahal, PKB mengaku sangat mengharapkan kehadiran Gus Yahya. Sebab, ceruk suara terbesar PKB berasal dari Nahdliyin. PKB juga lahir dari rahim PBNU.

Dalam pidatonya, Imin tak bicara soal ketidakhadiran Gus Yahya. Dia hanya menyinggung ketidakhadiran Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh.

Kepada para kader PKB, Imin menyampaikan enam perintah. Pertama, menjaga akar dan warisan perjuangan Hasyim Asy'ari sebagai pendiri sekaligus Rais Akbar NU. Kedua, turut andil dalam menjaga toleransi di Indonesia. "Jadilah pelindung sesama manusia, khususnya kaum minoritas," ucapnya.

Baca juga : Peringatan Harlah PKB, Undangan Untuk Gus Yahya Tak Kunjung Sampaiā€¦

Ketiga, selalu setia pada kepemimpinan Presiden Jokowi hingga masa jabatannya berakhir. Keempat, selalu dekat dengan masyarakat. Kelima, mencari solusi bagi rakyat kecil. Keenam, turut menyukseskan pemenangan PKB dalam Pemilu 2024.

"Saya ingin 2024 kita juara dua. Jaraknya agak dekat dengan PDI Perjuangan," ucapnya, disambut tepuk tangan meriah puluhan ribu kader yang hadir.

Soal ketidakhadiran Gus Yahya, Ketua Panitia Syukuran Harlah ke-25 PKB Yusuf Chudori sepertinya cuek saja. Dia sudah cukup senang dengan hadirnya sejumlah kiai sepuh pengasuh pondok pesantren dalam Harlah itu. Kata dia, kehadiran para kiai sepuh ini menjadi penanda PKB tak bisa dilepaskan dari para ulama yang membidani kelahiran partai ini.

"Kehadiran para kiai khos ini juga menjadi penegas PKB sebagai partai yang menjadi pintu perjuangan para alim ulama dalam mewarnai berbagai kebijakan bangsa,” kata Juru Bicara DPP PKB ini, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Yusuf membeberkan sejumlah kiai dan bu nyai sepuh yang hadir, antara lain Syuriah PWNU Jawa Timur KH Anwar Mansur (Ponpes Lirboyo), Wakil Rais Aam PBNU KH Anwar Iskandar (Ponpes Al Amien, Kediri), KH Nurul Huda Djazuli (Ponpes Ploso), KH Agoes Ali Masyhuri (Ponpes Tulangan), Nyai Badriyah Djazuli, Nyai Lilik Cholidah Badrus, Nyai Djuwariyah Fawaid As’ad.

Baca juga : Besok Harlah PKB Ke-25 Di Solo, Imin Ngarep Gus Yahya Datang

Dia melanjutkan, PKB tidak akan pernah lepas dari pesantren sebagai akarnya. PKB lahir dari pesantren dan menjadi alat perjuangan pesantren untuk Indonesia. "PKB dan NU ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Sekjen PBNU Sulaeman Tanjung memastikan, tidak ada undangan Harlah dari PKB untuk Gus Yahya.

"Yang bilang ada undangan, itu hoaks. Belum ada undangan dari PKB," kata Sulaeman, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia memastikan, di PBNU, administrasi kesekretariatan sangat rapi. Surat masuk dan keluar tertata dalam sistem IT yang terintegrasi. Sehingga ketahuan kapan ada surat masuk, kepada siapa ditujukan, dan kapan ada surat keluar.

"PKB perlu meniru PBNU. Atau jangan-jangan undangannya memang tak ada," sindir Sulaeman.

Baca juga : Hadir Di 33 Negara, Vuse Kuasai Pasar Vape

Ia juga menyinggung ketidakhadiran Imin dalam Harlah Satu Abad NU di Sidoarjo, 7 Februari lalu. Padahal, saat itu PBNU sudah menyampaikan undangan. "Yang tidak hoaks itu Harlah NU di Sidoarjo mengundang seluruh ketua umum partai, tapi Cak Imin tidak berani hadir," sindir Sulaeman.

Selama ini, hubungan Gus Yahya dengan Imin memang tidak harmonis. Renggangnya hubungan Gus Yahya dan Imin dimulai saat Muktamar PBNU, Desember 2021. Saat itu, Imin mendukung KH Said Aqil Siradj.

Usai terpilih menjadi Ketua Umum PBNU, Gus Yahya pun “membalas”. Dia menegaskan, NU tidak lagi jadi wadah satu partai tertentu. Maksudnya PKB. Gus Yahya juga melarang pengurus NU bicara politik praktis seperti Pilpres. Pimpinan Cabang NU yang mbalelo mendukung Imin sebagai Capres, langsung diberi sanksi.

Keretakan semakin kentara saat Imin tidak hadir dalam resepsi Satu Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, 7 Februari lalu. Padahal, beberapa tokoh nasional dan ketum parpol hadir dalam acara tersebut.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka edisi Senin (24/7), dengan judul “Bos NU Tak Hadiri Harlah PKB, Imin Vs Gus Yahya Masih Panas Dingin”

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.