Dark/Light Mode

Tumpas Teroris Papua, Ramuan Ampuhnya Masih Diracik

Selasa, 18 April 2023 08:17 WIB
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Foto: Ist)
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perang terhadap gerombolan teroris di Papua mulai tambah kencang digaungkan. Bahkan, kemarin pagi, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sampai turun langsung ke Papua. Yudo akan meracik langsung ramuan ampuh untuk tumpas teroris Papua.

Keberangkatan Panglima ke Bumi Cendrawasih pasca serangan teroris di wilayah Mugi-Mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Dalam serangan itu, Pratu Miftahul Arifin yang sedang dalam misi pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Mathrtens tewas tertembak pada Sabtu (15/4) sore. Bahkan jenazah Pratu Miftahul Arifin yang jatuh ke jurang sedalam 15 Meter hingga kemarin masih belum bisa dievakuasi.

Dalam kunjungannya itu, Yudo Ditemani KSAD Jenderal Dudung Abdurachman dan Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak. Mereka bertolak dari Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta ke Bandara Moses Kilangin, Timika.

“Panglima ke Timika gunakan pesawat Falcon,” kata Kapuspen TNI Laksamana Muda Julius Widjojono kepada Rakyat Merdeka.

Menurut Julius, kehadiran Panglima TNI ke Papua, untuk mengevaluasi proses penyelamatan Kapten Phillips yang disandera Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kagoya. Namun, strategi apa yang akan dipakai untuk membebaskan Kapten Philips sekaligus menumpas teroris Papua, kata dia, masih belum bisa diungkapkan.

Baca juga : Masuki H-7, Pemudik Motor Di Pelabuhan Ciwandan Masih Lancar

“Besok siang (hari ini-red) 13.00 WIB, Panglima akan preskon di Juanda, Surabaya,” sebutnya.

Terpisah, Kepala Staf Umum (Kasum) TNI Letjen Bambang Ismawan menyinggung soal penambahan personel di Papua. Kata dia, penambahan personel akan diputuskan usai Panglima TNI mengecek langsung kondisi di lapangan.

Ia membantah bahwa Panglima akan mengerahkan seluruh kekuatan TNI, dalam rangka pembebasan Kapten Phillips. Termasuk, pengerahan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.

“Tambahannya berapa itu kan dilihat kebutuhan di lapangan. Ya itu ya. Bukan yang maksimal seperti itu tidak. Sesuai kebutuhan di lapangan saja,” kata Bambang saat ditemui di Monas, kemarin.

Ia menambahkan, berdasarkan informasi yang diperoleh, ada lima orang tim Satuan Tugas (Satgas) yang belum melapor ke pos komando. Mereka merupakan bagian dari regu evakuasi jenazah Pratu Miftahul Arifin.

Baca juga : Penyaluran Bantuan BAZNAS Masuki Tahap Dua

Bambang menuturkan, pihaknya kehilangan kontak dengan tim evakuasi setelah mereka ikut jadi sasaran tembak KKB. Sehingga, sampai saat ini upaya evakuasi belum berhasil dilakukan.

“Belum bisa diambil, karena memang pertama disana cuacanya tidak menentu. Kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah, abis itu tertutup kabut,” tutur Bambang.

Dia menambahkan, upaya penyelamatan via udara juga masih menunggu kondisi cuaca membaik. Sebab, lokasi jatuhnya Pratu Miftahul Arifin ada di dataran tinggi pegunungan Papua.

“Jadi untuk pengambilan jenazah (menggunakan) helikopter kan kita tidak bisa langsung merapat. Karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar. Ya itu memang kendala utama,” katanya.

Sebelumnya, lewat Julius, Panglima TNI menyampaikan belasungkawa mendalam atas gugurnya Pratu Miftahul Arifin. Di samping itu, Yudo meminta jajarannya untuk mengambil tindakan tegas tanpa ragu demi menjaga kedaulatan wilayah RI.

Baca juga : Teroris Papua Makin Ganas

"Panglima TNI secara terus-menerus memerintahkan untuk melakukan pencarian dan bantuan tempur dengan kekuatan maksimal," ujar Julius.

Sementara itu, Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Golkar, Dave Laksono mendukung upaya TNI untuk menumpas kelompok teroris Papua. Menurutnya, ulah para teroris yang menyander dan menyerang personel TNI merupakan sebuah kejahatan separatis.

“Kejahatan separatis untuk memecah belah bangsa, semua pergerakan itu harus dikupas, mulai yang berbuat, mendanai dan menyokong dari sana-sini harus diusut dan dikejar,” ujar Dave.

Putra dari politisi senior Golkar, Agung Laksono itu tak mau lagi pemerintah bersikap soft kepada para teroris. "Jangan beri simpati kepada mereka yang menginjak hak asasi manusia, sebab kedamaian Papua terganggu, pendidikan rusak,” pungkasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.