Dark/Light Mode

Ketua DPP Demokrat Amal Alghozali: Politik Pertanian Dan Pangan Harus Dibenahi

Senin, 6 November 2023 18:36 WIB
Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua DPP Partai Demokrat Amal Alghozali mengingatkan, politik pertanian dan politik pangan harus segera dibenahi agar gejolak pasokan dan harga pangan tidak terus menerus terjadi. 

Menurutnya, harus ada keputusan politik yang kuat untuk mendukung hulu produksi pangan, termasuk pertanian, peternakan dan perikanan.

Hal itu disampaikan Amal Alghozali saat menyoroti gejolak harga pangan, khususnya padi, jagung, gula dan ikan.

"Selama politik pangan kita masih begini-begini saja, makan gejolak akan terus terjadi," ujarnya, Senin (6/11/2023).

Baca juga : AHY: Demokrat Komit Dorong Pertanian Bangkit dan Maju

Menurut Amal Alghozali, hal ini tercermin pada politik anggaran (APBN) yang setiap tahun disepakati antara pemerintah dan DPR.

Amal mencontohkan, pertanian adalah bidang yang paling banyak melibatkan masyarakat bekerja.

Setidaknya, ada 23 juta rumah tangga petani terlibat. Sementara di bidang perikanan, lebih 8 juta rumah tangga terlibat di usaha penangkapan, budidaya, dan kegiatan ekonomi di pesisir.

"Ini jumlah yang sangat besar. Tetapi politik anggaran tidak memihak kepada mereka. Padahal petani nelayan dan peternak inilah yang bekerja di hulu produksi pangan kita," tuturnya.

Baca juga : Politik Panas Jelang Pemilu, Ekonomi Harus Tetap Dingin

Amal yang juga Caleg DPR RI daerah pemilihan Jateng 3 ini mengingatkan kepada pemerintah dan DPR agar lebih serius membenahi politik pangan ini dengan menambah subsidi dan bantuan kepada petani peternak dan nelayan.

"Seharusnya subsidi pupuk, bantuan benih, alat tangkap untuk nelayan dan komponen biaya produksi lainnya ditambah agar harga pokok perolehan produksi pangan kita bisa turun," sarannya.

Amal menyayangkan sikap pemerintah yang terkesan enggan mengambil solusi lain ketika harga pangan naik.

Memang, kata dia, ketika harga pangan mahal, inflasi akan tinggi dan jumlah orang miskin akan bertambah. Namun, bukan impor sebagai satu-satunya jalan.

Baca juga : Gus Irfan: Pertimbangannya Panjang Dan Harus Cermat

"Itu terkesan hanya jalan pintas dan ada rente pangan yang mengambil untung dan menghancurkan ekonomi petani nelayan," tandasnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.