Dark/Light Mode

AHY Tak Jadi Menteri

SBY Mengerti Hatinya Jokowi

Kamis, 24 Oktober 2019 08:11 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat dijamu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, 2 Mei 2019. (Foto: IG @ahyforall)
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat dijamu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, 2 Mei 2019. (Foto: IG @ahyforall)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi memutuskan tak mengikutsertakan satu pun kader Demokrat di kabinet barunya. Namun, banyak yang yakin hubungan Jokowi dan SBY akan tetap terjalin hangat dan mesra. Karena SBY mengerti betul hatinya Jokowi.

Sikap SBY ini dipaparkan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan. Hinca melihat suasana kebatinan SBY ini dalam rapat pleno Partai Demokrat, yang digelar, kemarin.

Usai rapat pleno itu, Hinca membacakan lima butir pernyataan sikap Partai Demokrat. “Pernyataan ini untuk menjawab pertanyaan baik dari kader Demokrat maupun media massa, utamanya berkaitan dengan posisi partai Demokrat ke depan,” kata Hinca, tadi malam.

Pertama, Demokrat mengucapkan selamat ke Jokowi-Ma’ruf dan anggota kabinetnya. “Partai Demokrat mendoakan agar Kabinet Presiden Jokowi sukses dalam mengemban tugas-ugas, sesuai dengan harapan rakyat dan janji-janji kampanye yang disampaikan dalam Pemilu 2019,” ucap Hinca.

Kedua, Demokrat menghormati keputusan politik Presiden Jokowi yang tidak memasukkan AHY dalam kabinet. Pihaknya yakin, keputusan Jokowi tidak menyertakan Demokrat dalam koalisi memiliki niat dan tujuan yang baik.

“Partai Demokrat juga mengerti sepenuhnya bahwa penyusunan kabinet adalah hak dan wewenang (prerogatif) Presiden yang tidak dapat dipengaruhi pihak mana pun,” katanya.

Baca juga : Tak Masalah, Menteri Rangkap Jabatan Parpol

Ketiga, mengenai posisi ke depan, Demokrat belum bersikap. Kata Hinca, akan ditentukan kemudian dan akan disampaikan secara resmi oleh SBY ke seluruh jajaran partai.

“Pada prinsipnya, Demokrat ingin berperan dan berkontribusi agar pemerintahan Presiden Jokowi sukses dalam mengemban amanahnya,” tambah Hinca.

Keempat, sambil menunggu pidato SBY, pihaknya menginstruksikan kepada kader Demokrat di seluruh Indonesia, agar menahan diri dan tidak mengeluarkan sikap dan pernyataan sendiri-sendiri. Khususnya dalam menyikapi susunan menteri yang sudah dilantik.

Kelima, mengenai wacana amandemen UUD 1945 dan menghidupkan kembali GBHN. Sikap Demokrat mengenai dua hal itu juga akan disampaikan langsung dalam pidato resmi SBY, nanti.

Kapan pidato itu, Hinca belum bisa memberikan kepastikan. “Nanti diinfokan ya, dalam waktu yang pas,” ucapnya.

Tadi malam, AHY juga sudah angkat bicara. Lewat akun Instagramnya, @ agusyudhoyono, ia mengunggah foto Kabinet Indonesia Maju Jokowi-Ma’ruf dengan menambahkan caption ucapan selamat. Namun, ia tidak menjelaskan posisi partai.

Baca juga : Nggak Dapat Menteri, PKPI Tetap Dukung Pemerintahan Jokowi

AHY hanya mendoakan dan menitip pesan. “Mohon berkenan untuk senantiasa mendengarkan suara, hati dan pikiran rakyat Indonesia. Rakyat yang ingin diri dan keluarganya semakin sejahtera dan bahagia; Rakyat yang ingin negerinya semakin aman dan damai, hidup rukun dan saling menghargai sesama anak bangsa; juga Rakyat yang ingin negaranya semakin maju dan dihormati dunia,” tulis AHY.

Nasib yang hampir sama dialami PAN. Tidak ada kader PAN yang masuk kabinet. Padahal, sebelumnya, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, sudah berusaha merapat ke Jokowi.

Meski tak masuk koalisi, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, menolak jika partainya disebut oposisi. “Kita tidak mengenal koalisi lagi ya. Kita sekarang semuanya sudah campur baur, merah putih. Tidak ada dikotomi lagi bahwa ada koalisi atau eks koalisi, oposisi, itu tidak ada lagi,” kata Eddy, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.

Soal tak adanya kader PAN di kabinet, Eddy berusaha ngeles. Kata dia, sedari awal, PAN tak mengharapkan posisi apa pun saat menyatakan dukungan ke Jokowi.

Dukungan itu tetap diberikan, baik di dalam maupun di luar pemerintahan. Bentuknya bisa masukan atau kritik. “Kita tetap akan mendukung semua kebijakan rakyat yang positif, tapi kita memberikan ruang bagi PAN untuk bisa memberikan masukan yang konstruktif kritis dan objektif,” lanjutnya.

Dengan susunan kabinet yang ada, berarti, saat ini ada tiga partai di luar koalisi. Yaitu Demokrat, PAN, dan PKS. Pengamat Politik Hendri Satrio memprediksi, tiga partai ini bisa menjadi trisula. Meski pun jumlah kursi mereka di parlemen tidak dominan.

Baca juga : Pemprov Jadi Motor Penggerak Pelayanan Publik

“Trisula ini ya minimal ada wakil rakyat yang menyampaikan keberatan atau masukan-masukan kritis terhadap program-program pemerintah. Tiga partai ini cukup membantu,” katanya, ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.

Selain itu, kata dia, ada juga kekuatan-kekuatan lain yang siap menjadi oposisi, untuk memberikan masukan-masukan kritis. Mereka adalah akademisi, aktivis kelas menengah, termasuk mahasiswa.

"Yang ketiga adalah kekuatan keempat dalam sebuah negara, yaitu media massa,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.