Dark/Light Mode

Bukan Jokowi, M. Qodari Sebut Gibran Yang Potensial Jadi Ketum Golkar

Selasa, 12 Maret 2024 17:37 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari ikut menyoroti sejumlah nama dalam bursa ketua umum (ketum) Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) yang rencananya akan digelar pada Desember 2024 mendatang.

Menurut Qodari, kontestasi pucuk pimpinan di Partai Golkar kali ini sangat menarik.

Sebab, nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikaitkan sebagai sosok yang akan menduduki kursi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin itu. 

“Sebagai partai besar tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan dan karena itu kemudian dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan," ujar Qodari, Selasa (12/3/2024).

Namun, Qodari punya prediksi berbeda dengan beberapa pandangan atau analisa yang berkembang.

"Menurut saya Pak Jokowi tidak akan masuk ke Partai Golkar beliau tidak akan menjadi ketua umum dan beliau akan tetap menjadi tokoh yang berada di atas semua partai politik,” imbuhnya

Diketahui, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Bambang Soesatyo menyebut ada sejumlah nama yang mencuat untuk menjadi kandidat ketua umum Partai Golkar.

Mereka adalah Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

Qodari juga memiliki pandangan berbeda dari sejumlah analisa dan pandangan terkait nama populer yang beredar tersebut.

Baca juga : Kabar Gembira! Mendagri Sebut 75 Ribu Satpol PP Non-ASN Bisa Jadi ASN Atau PPPK

Ia malah menyebut satu nama yang potensial di luar nama yang disebutkan Bamsoet, yakni Gibran Rakabuming Raka.

"Menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi ketua umum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ungkap Qodari.

Qodari menjelaskan dua alasan putera sulung Presiden Jokowi itu layak menahkodai Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024.

Dijelaskan Qodari, selama ini karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan.

Hal ini tentunya linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus ketua umum Partai Golkar.

“Kita tahu bahwa Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan, bukan hanya menteri, tetapi juga wakil presiden. Karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” jelasnya.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

“Kita sudah melihat presedennya dengan sangat kuat pada saat Pak Jusuf Kalla menjadi Ketua Umum Partai Golkar tahun 2004-2009 ketika beliau terpilih menjadi wakil presiden bagi Pak Susilo Bambang Yudhoyono,” ucapnya.

Baca juga : Dihadiri Presiden Jokowi, Bank Mandiri Groundbreaking Kantor Digital di IKN

“Jadi saya kira pengalaman Pak JK itu menjadi sebuah pertanda suasana kebatinan yang sangat kuat di Partai Golkar untuk memiliki kaki atau akses di pemerintahan,” imbuhnya.

Alasan kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda.

Oleh sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.

“Partai Golkar ini adalah partai yang tua, partai besar dan kalau kita bicara mengenai pemilih pada hari ini dan pemilih di masa yang akan datang, saya kira Partai Golkar mengalami tantangan bagaimana agar partai ini bisa menjadi partai yang punya orientasi kepada anak muda dan punya tokoh yang juga berasal dari anak muda,” katanya.

"Hal ini sebetulnya sudah sangat disadari oleh Partai Golkar, kita lihat adanya regenerasi generasi kedua dan generasi ketiga dari pengurus Golkar kepada anak-anak mereka, misalnya begitu banyak sekali anak-anak muda di Golkar yang merupakan penerus dari orang tuanya yang sudah berkiprah lama di Partai Golkar,” lanjutnya. 

Qodari mengatakan, akan sangat menarik jika Golkar memiliki tradisi baru yaitu dipimpin oleh anak muda, dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka. Bukan lagi dari politisi senior sebagai pucuk pimpinannya.

Apalagi, iklan pemilu Partai Golkar memiliki satu versi khusus yang ditujukan kepada anak muda.

"Nah tentunya akan sangat menarik bagi Partai Golkar apabila masuk kepada sebuah tradisi baru, ketua umumnya betul-betul anak muda, dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka, setelah bertahun-tahun sebelumnya orientasinya selalu kepada tokoh yang berusia senior atau berusia lanjut,” urainya.

Dengan dipimpin anak muda, Qodari menilai peluang partai Golkar secara elektoral naik signifikan di masa depan akan terbuka lebar.

Baca juga : Jokowi Sematkan Tanda Pangkat, Prabowo Sah Jadi Jenderal

Ini berkaca dari pengalaman Pilpres 2024 di mana pasangan Prabowo-Gibran juga begitu dominan di kalangan muda.

Dari berbagai survei dan exit poll bahwa memang pemilih Prabowo-Gibran itu mayoritas di semua kelompok usia.

Tetapi khusus untuk generasi milenial dan generasi Z proporsinya jauh lebih tebal dibandingkan dengan generasi baby boomers atau generasi X.

"Jadi itu satu indikasi menurut saya bahwa Gibran memiliki daya tarik yang sangat kuat pada anak-anak muda,” jelasnya.

Bagi Qodari, Gibran adalah sosok yang tepat untuk memimpin Golkar karena memiliki daya magnet untuk mengatrol suara Golkar dengan paradigma dan orientasi membawa Indonesia maju di tahun 2045 mendatang.

“Jadi kalau kita bicara daya tarik elektoral maka Gibran adalah magnet bagi anak-anak muda dalam politik dan tentunya itu bisa menjadi variabel penambah suara bagi Partai Golkar kalau misalnya menjadikan Gibran sebagai ketua umumnya,” tuturnya.

“Di luar bahwa kemudian nanti program-program Partai Golkar juga akan diwarnai oleh alam pikir atau paradigma berpikir yang berorientasi kepada anak muda dan generasi masa depan serta orientasi pemikiran Indonesia maju 2045 yang akan datang,” pungkas Qodari.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.