Dark/Light Mode

Anggota Dewan Pakar Gerindra

Kerek Ekonomi, Saatnya Indonesia Bangun Industri Terintegrasi Pelabuhan Di ALKI

Senin, 18 Maret 2024 05:43 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto setuju terhadap berlakunya perdagangan bebas. Syaratnya, dijalankan dengan prinsip yang adil.

Anggota Dewan Pakar Gerindra, Bambang Haryo Soekartono mengapresiasi sikap tersebut. Dia berharap, industri tumbuh dan perekonomian bangsa naik.

"Menurut Pak Prabowo Indonesia setuju dengan perdagangan bebas, tetapi bahan bahan baku tidak bisa langsung dijual bebas ke negara lain. Dorongan Pak Prabowo perdagangan harus fair atau adil. Dan sudah seharusnya semua pabrik yang menggunakan bahan baku dari Indonesia bisa dibangun di bumi Indonesia,” kata politisi yang akrab disapa BHS itu, Minggu (17/3/2024).

Adanya pabrik di wilayah Indonesia, kata dia, bisa memberikan lapangan kerja dan transfer teknologi ke seluruh masyarakat Indonesia.

"Ini satu langkah brilian dari Pak Prabowo untuk Indonesia ke depan menjadi lebih baik dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia bisa terwujud karena rakyat bisa dapat pekerjaan," tutur BHS.

Menurutnya, sudah selayaknya industri yang mengolah bahan baku dari Indonesia berada di posisi strategis pada Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).

Baca juga : Ini Kata Pakar Manfaat Keanggotaan Indonesia di OECD

ALKI merupakan jalur pelayaran internasional. Indonesia memiliki 3 ALKI yang membentang dari timur ke barat pada selat-selat strategis internasional.

Kata BHS, wilayah Indonesia tepat di posisi poros maritim dunia. Sehingga hasil penjualan industri bisa mendekati pasar, dan akan memberikan produk yang ekonomis dan efisien dengan menurunkan ongkos produksi.

Pria yang juga praktisi maritim ini berharap, Indonesia menjadi pusat industri yang terintegrasi dengan pelabuhan-pelabuhan besar berstandar internasional.

"Itu untuk menampung industri-industri dari negara lain di wilayah yang dilewati oleh poros maritim dunia yang melewati ALKI I, II dan III. Sehingga kita bisa memanfaatkan kapal-kapal logistik dunia yang lewat di Indonesia yang jumlahnya 80 persen dari total kapal seluruh dunia,” tuturnya.

Menurut BHS, pembangunan kepelabuhanan yang terintegrasi cocok berada di ALKI I (Selat Malaka), yaitu di Aceh.

Kemudian di wilayah ALKI II (Selat Makassar), perlu dibangun industri di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Timur.

Baca juga : Tunjukkan Kinerja Aksi Iklim Sistematis, Indonesia Raih Pengakuan Internasional

“Sehingga Indonesia akan menjadi pusat Industri terbesar dunia dan ini tentu akan mendatangkan devisa yang besar untuk kepentingan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Selain itu, BHS mendorong negara-negara maju seperti negara-negara Eropa bisa berinvestasi dalam membangun industri di Aceh. Sementara Australia, bisa berinvestasi di Sulawesi.

"Negara Eropa bisa membangun industri di Aceh atau ALKI I dengan pemasaran di Asia Timur dan Asia Tenggara. Begitu juga sebaliknya, Asia Timur bisa membangun industri di Indonesia, di Aceh misalnya dengan pemasaran (untuk) di Arab Saudi, Eropa dan Amerika karena semua kapal lewat Indonesia," terangnya.

Sedangkan Australia bisa memangun industri di Sulawesi atau Selat Makassar (ALKI II) dengan pemasaran di Asia Timur dan Asia Tenggara.

Begitu juga Asia Timur, bisa membangun di Sulawesi dengan pemasaran di Australia dan Asia Tenggara.

"Sehingga Indonesia menjadi pusat industri terbesar di dunia," sambung BHS.

Baca juga : Wapres Minta Dewan Pertimbangan MUI Responsif Terhadap Permasalahan Umat

Kondisi itu, kata dia, benar-benar memanfaatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia guna memaksimalkan kemakmuran rakyat Indonesia.

Di satu sisi, ini akan menjadi industri yang efektif dan efisien karena dekat dengan sumber bahan baku. Di sisi lain, lapangan kerja kita juga bertambah dan ekonomi meningkat tajam.

"Jadi ini memanfaatkan poros maritim dunia yang terintegrasi dengan industri yang bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” tutupnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.