Dark/Light Mode

Tunjukkan Kinerja Aksi Iklim Sistematis, Indonesia Raih Pengakuan Internasional

Jumat, 23 Februari 2024 06:37 WIB
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat workshop Pelaksanaan Result Based Contribution RBC Tahap 1 Norwegia di Jakarta, Kamis (22/02/2024)/Ist.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya saat workshop Pelaksanaan Result Based Contribution RBC Tahap 1 Norwegia di Jakarta, Kamis (22/02/2024)/Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menegaskan Indonesia terus menunjukkan kinerja aksi iklim kepada internasional. Upaya pengurangan emisi Indonesia pun dilakukan secara sistematis dalam koridor tata kelola karbon.

“Penting menunjukkan kepada internasional bahwa kita itu kerjanya berbobot, tidak main-main, bagaimana cara mengambil keputusan, mengurai masalah dan memformulasikannya menjadi aksi,” kata Siti usai membuka workshop Pelaksanaan Result Based Contribution (RBC) Tahap 1 Norwegia di Jakarta, Kamis (22/2/2024).

Siti menyampaikan, workshop kali ini tentang aksi iklim secara detail, yang dalam pelaksanaannya bersama-sama ada Pemerintah, Pemda, NGO dan akademisi.

Workshop ini penting dilakukan tidak saja untuk suatu kerja implementasi aksi iklim yang sistematis, tetapi merupakan show-case kerja aksi iklim. Khususnya dalam kerangka kerja FoLU Netsink 2030 di Indonesia berlangsung secara sistematis dan dalam rambu-rambu carbon governance.

“Bagi internasional governance itu penting, begitu juga bagi Indonesia. Maka workshop ini diadakan supaya kerja kita itu sistematis. Dengan begitu, mereka tahu kita tidak main-main dengan dana internasional,” ujar Siti.

Baca juga : Menteri Siti: Indonesia Jadi Contoh Dunia Dalam REDD+ Dan RBP Emisi Karbon

Lebih lanjut, Siti menyampaikan workshop ini juga sangat penting sebagai wujud konkret kerja nyata dan sikap saling menghormati dalam kerja-kerja sama antarlembaga yang sangat penting sebagaimana tercantum dan MoU Kerja Sama RI-Norwegia. 

Bagi Indonesia, rangkaian langkah kerja Pemerintah Norwegia melalui RBC ini merupakan pengakuan sejalan dengan prestasi Indonesia dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari REDD+ dalam framework FOLU Net Sink 2030.

Melalui Indonesia-Norwegia Partnership, Siti menjelaskan, Indonesia sudah menerima RBC identik dengan RBP, sebesar 56 juta dolar AS untuk pengurangan emisi pada tahun 2016/2017 sebesar 11,2 juta ton. 

Dana tersebut di antaranya dimanfaatkan untuk Implementasi Indonesia FOLU Net Sink 2030 seperti yang dirinci pada workshop ini.

Selanjutnya, RBC 100 juta dolar AS untuk pengurangan emisi sebesar 20 juta ton CO2e dari emisi 2017/2018 dan 2018/2019.

Baca juga : Hadirkan Inovasi, DKT Indonesia Resmi Kenalkan Dua Produk Terbaru

“Saat ini, sedang diproses untuk RBC IV untuk emisi dari 2019/2020. Kita harapkan, dengan prosedur yang ada secara internasional, sudah bisa diselesaikan dan didapat hasilnya akhir tahun ini,” katanya.

Dari sisi jumlah ton CO2e yang telah diberikan penghargaan, untuk saat ini kira-kira masih tidak lebih dari 100 juta ton CO2e. Angka ini masih jauh di bawah prestasi Indonesia yang telah menurunkan emisi GRK yang sudah mendapatkan verifikasi Sekretariat UNFCCC sekitar 577 juta ton.

Dengan kata lain, hingga saat ini untuk penanganan iklim khususnya Folu Netsink 2030 Indonesia masih sangat besar didukung oleh kekuatan dana pemerintah dan dari aktivitas masyarakat. Terutama FOLU yang telah menjadi bagian dari aktivitas kehidupan sehari-hari menyangkut interaksi manusia Indonesia dengan alamnya.

Norwegia Akui Upaya RI Sangat Mengesankan

Pada kesempatan tersebut, Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Rut Kruger Giverin mengakui upaya Indonesia sangat mengesankan dalam upaya pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan. 

Baca juga : Pertamina Rombak Direksi Kilang Pertamina Internasional

Dia mengungkapkan, pihaknya memiliki mekanisme Norwegia memberikan kontribusi kepada Indonesia atas hasil pengurangan emisi GRK yang diverifikasi oleh pihak ketiga yaitu konsultan internasional yang independen. 

Selanjutnya, dana tersebut dikelola melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan disalurkan untuk mendukung rencana implementasi Folu Net Sink 2030.

Jadi ada transparansi dalam penggunaan dana, ada prosedur tata kelola yang baik. Sejauh ini, pihaknya sangat terkesan dengan upaya pengelolaan dana lingkungan hidup dan komitmen Menteri Siti serta KLHK untuk memastikan bahwa dana tersebut dikelola dengan sangat baik. 

“Agenda hari ini sangat baik untuk membahas hal ini lebih rinci dan memastikan bahwa kontribusi selanjutnya juga dikelola dengan cara yang sangat profesional,” ungkapnya.

Workshop hari ini turut dihadiri oleh Dirut BPDLH; Penasihat Senior Menteri LHK; Pejabat Tinggi Madya dan Pratama lingkup KLHK, Kemenkeu dan BRGM; Tim Indonesia's FOLU Net Sink 2030; Dewan Pengawas BPDLH; Peneliti dan Pemerhati Perubahan Iklim; Pemerintah Daerah dan mitra kerja.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.