Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Anggota Dewan Pakar Partai Golkar Ridwan Hisjam Di Ngegas RM
Golkar Sudah Terlatih Menghadapi Badai Politik
Kamis, 15 Agustus 2024 08:00 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Golkar, tak sampai membuat Partai Golkar bergejolak. Partai berlambang beringin yang meraih suara kedua di Pemilu 2024 ini, langsung bergerak cepat melanjutkan estafet kepemimpinan. Dimulai dengan memilih Plt Ketum Golkar, lalu mengagendakan Rapimnas dan dilanjut Munaslub, hanya dalam waktu hitungan hari.
Kenapa Golkar begitu tenang menghadapi masalah ini? Ridwan Hisjam, politisi senior Golkar yang sudah 5 periode duduk di DPR, memberikan penjelasan secara rinci. Kata dia, Golkar adalah partai lama yang sudah mengalami berbagai ujian sejarah dalam perjuangan politiknya.
“Golkar ini partai tua yang sudah bertranformasi menjadi partai modern. Pegangan kita paradigma baru Golkar yang dibawa Akbar Tandjung. Jadi, kita biasa menghadapi berbagai cobaan,” ungkap Ridwan, saat menjadi narasumber di program Ngegas Rakyat Merdeka yang dipandu Editor Rakyat Merdeka Siswanto.
Dia lantas menceritakan sejarah lahirnya Partai Golkar. Kata dia, Golkar lahir pada 20 Oktober 1964 yang di inisiasi Presiden RI ke-1 Soekarno. Saat itu, Bung Karno mengangkat tiga utusan di MPR: daerah, DPR, dan golongan.
Baca juga : Sukamta: Kita Belum Bisa Tegakkan Hukum
Adapun golongan yang dimaksud terdiri dari pengusaha, tentara, pegawai, guru, nelayan, termasuk ulama. “Tanggal 19 Oktober, mereka berkumpul membentuk namanya sekretariat bersama atau sekber,” tutur Ridwan.
Singkat cerita, Sekber Golkar berubah menjadi Partai Golkar. Di bawah kepemimpinan Soeharto, Golkar selalu memenangkan Pemilu hingga 1997.
Namun, ketika reformasi 1998, dibuatlah Undang-Undang Partai Politik. Perdebatan terjadi, karena semua harus partai politik, tidak boleh golangan karya. “Ada yang bilang stop, kita tidak boleh Golkar dipakai. Ada kelompok itu. Ada yang bilang kita harus berubah,” kenang Ridwan.
Pada 1998, Akbar Tandjung terpilih menjadi Ketum Golkar. Perpecahan terjadi. Namun, dinamika itu bisa terselesaikan dan disepakati tetap Partai Golkar.
Baca juga : Pratama Persadha: Data Itu Ditawarkan Seharga Rp 160 Juta
Akbar membuat terobosan bernama Paradigma Baru Golkar. Menurut Ridwan, paradigma inilah yang membuat Golkar tetap eksis hingga saat ini.
Paradigma ini mengubah Golkar yang kental dengan Orde Baru menjadi partai yang terbuka, dan mandiri. Karena di Orde Baru, Golkar terkesan bergantung pada Pemerintah. Baik kepada presiden, gubernur, bupati/wali kota.
“Habis itu, kami berubah menjadi partai modern, dikelola secara manajemen modern. Tidak bisa bisik-bisik gitu, tidak bisa. Terus diatur-atur, tidak bisa. Harus terbuka, namanya manajemen,” terang Ridwan.
Apa bedanya? Golkar menjadi partai yang mendengarkan aspirasi dari bawah, bukan dari atas ke bawah seperti di era Orde Baru. Partai yang selalu mengedepankan check and balance.
Baca juga : Erick Thohir Dipuji Anas
“Jadi, Paradigma Baru Golkar inilah yang menjadi pegangan semua pimpinan Partai Golkar seluruh Indonesia,” cetus Ridwan.
Karena itulah, Ridwan mengaku, dalam setahun terakhir ini kerap mengingatkan ke semua kader Golkar agar tidak menyimpang dari Paradigma Baru itu. Karena jika Golkar kembali ke model lama, tentu habis ditinggal rakyat. “Kenapa Golkar eksis, karena mengikuti kehendak rakyat, melakukan reformasi,” cetusnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya