Dark/Light Mode

Persiapan Di Pemilu 2024

Regenerasi Kepemimpinan PPP Magnet Untuk Kaum Milenial

Minggu, 3 Mei 2020 06:02 WIB
Kantor DPP PPP di Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat (Foto: Istimewa)
Kantor DPP PPP di Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Persatuan Pembangunan (Partai Persatuan Pembangunan (PPP) disarankan segera melakukan regenerasi kepemimpinan guna menyambut Pemilu 2024. Pasalnya, citra partai berlambang Kabah ini sebagai partai kolot dan tua belum hilang.

Hal itu disampaikan Pengamat Politik dari Universitas Tanjungpura, Pontianak, Ireng Maulana saat dihubungi Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin. Menurutnya, Muktamar adalah momentum regenerasi kepemimpinan, sehingga PPP bisa masuk ke dalam pasar politik kaum milenial.

“Ketum yang baru harus dipilih dengan teliti untuk kepentin gan kepemimpinan partai dalam era disrupsi informasi, lahirnya pemilih milenial, kelas menengah yang semakin meningkat, dan semakin besarnya tantangan kehidupan berpolitik umat Islam,” ujar Ireng.

Baca juga : Pasar Mitra Tani Penuhi Kebutuhan Pangan Masyarakat Kalteng dan Riau

Ireng mengingatkan suara PPP terus merosot dari setiap pemilu. Di Pemilu 2014 PPP mengan tongi 8.157.488 atau 6,53 persen suara. Di Pemilu 2019, melorot menjadi 6.323.147 atau 4,52 persen suara. Perolehan suara PPP nyaris menyentuh ambang batas parlemen.

Nah, jika tidak ada resep baru atau minimal pemimpin yang di terima ceruk suara Islam, maka PPP akan tenggelam alias tidak lolos ambang batas parlemen. Ireng menyarankan, minimal ada pemimpin atau tokoh yang bisa menjadi magnet suara anak muda. Kaum milenial.

“Selama ini kelemahan yang mencolok bagi partai aspirasi umat Islam adalah rendahnya komitmen untuk memenuhi kepentingan umat Islam ketika kampanye elektoral telah selesai. aspirasi umat Islam sebagai basis pemilih tidak selalu mendapatkan atensi yang diharapkan,” katanya.

Baca juga : Ini Kebijakan Deregulasi dan Regulasi Kemendag untuk Jaga Harga Pangan Stabil

Ireng menyarankan, PPP men gangkat fenomena ini untuk dibahas di dalam Muktamar. Pasalnya, semakin ke sini partai aspirasi umat Islam mengalami kesulitan untuk bertahan menda patkan dukungan tetap dari pemilih basis Islam.

“Ketum yang baru juga harus melihat bahwa ceruk pemilih mereka semakin terdegradasi karena adanya persoalan yang mengharuskan adanya formulasi baru dalam platform perjuangan partai,” pungkasnya.

Untuk diketahui, hingga kini belum ada jadwal pasti kapan Muktamar PPP digelar. Jika mengaku kepada hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) V PPP 15 Desember 2019, maka Muktamar IX PPP digelar setelah Pilkada 2020.

Baca juga : Pemkab Tapanuli Utara Realokasikan Rp45 Miliar Untuk Lawan Corona

Namun, saat ini sedang terjadi pandemi virus corona. Pilkada pun diundur. Pengurus PPP di daerah mulai melakukan manuver. Misalnya, Ketua DPW PPP Kalimantan Barat, Retno Pramudya yang mengusulkan Muktamar dipercepat.

Retno pun seperti resah dengan nasib kepemimpinan partainya. Menurutnya ada banyak kader lainnya yang siap maju memimpin partai berlambang Kabah. Hingga saat ini, masih orang lama yang menghiasi bursa caketum PPP. Yaitu, Menteri Bappenas Suharso Monoarfa, Wantimpres Mardiono dan Wamenag Zainut Tauhid Sa’adi. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.