Dark/Light Mode

Teladani Kepemimpinan SBY

Fokus Ke Api, Bukan Ke Asap

Minggu, 27 September 2020 07:55 WIB
Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) berjalan memasuki ruangan saat pembukaan Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). (Foto: Antara)
Susilo Bambang Yudhoyono (kedua kanan) berjalan memasuki ruangan saat pembukaan Kongres V Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (15/3/2020). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menghimbau seluruh rakyat bersatu menghadapi jurang resesi ekonomi.

“Jangan terlalu fokus pada asapnya, tetapi lupa memadamkan apinya,” dia mengingatkan.

Kepada pemerintah, AHY mengatakan, Partai Demokrat sejak Maret lalu sudah memberikan enam rekomendasi. Terutama, penegasan kepada pemerintah agar tidak gagal fokus menangani Covid-19.

Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) ini menjelaskan, api adalah pandemi Covid-19. Sedangkan asapnya adalah dampak ekonomi sosial yang menyertainya.

Baca juga : Azis Syamsuddin Apresiasi Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB

Termasuk pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan. Mengenang kepemimpinan Presiden SBY di masa krisis ekonomi 2008, dia meyakinkan, semua bisa dilalui ketika rakyat bersatu padu.

“Pada kuartal III ini, kemungkinan besar pertumbuhan ekonomi masih negatif. Ini berarti, kita berada di tepi jurang resesi,” ujar AHY melalui keterangan tertulis yang diterima Rakyat Merdeka, kemarin.

AHY menjelaskan, krisis kesehatan akibat pandemi telah membuat ekonomi terpukul. Indikasinya, penurunan pertumbuhan ekonomi, sekitar 8 persen, dari yang semula 2,97 persen di kuartal I, menjadi minus 5,32 persen di kuartal II.

Bahkan, hampir semua sektor utama yang berkontribusi besar terhadap produk domestik bruto juga mengalami kontraksi. Seperti sektor industri, perdagangan, konstruksi, hingga pertambangan.

Baca juga : Peneliti SMRC: Kepemimpinan Puan di DPR Patut Diapresiasi

Diprediksi, ingatnya, ada gelombang pengangguran baru sebesar 5 juta jiwa. Situasi ini, papar lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 dan meraih penghargaan Presiden RI, Bintang Adi Makayasa ini, berimplikasi kepada meningkatnya angka kemiskinan dan ketimpangan sosial di tengah masyarakat.

Melihat kegentingan ini, AHY mengingatkan sebuah fakta sejarah 12 tahun lalu, ketika terjadi krisis ekonomi akibat ambruknya keuangan di Amerika Serikat pada 2008.

“Krisis saat ini, disebabkan oleh Covid-19. Tapi keduanya memiliki dampak yang sama, yakni terjadinya krisis ekonomi global,” katanya.

Kala itu, beber AHY, Indonesia mampu bangkit di bawah kepemimpinan Presiden SBY. Putra sulung SBY ini pun berbagi resep keberhasilan sang ayah. Yaitu persatuan rakyat dan satu komando terhadap pemimpinnya, sehingga selaras dalam pembangunan ekonomi.

Baca juga : Pinangki Bikin Emosi

“Di bawah kepemimpinan Presiden SBY dan Partai Demokrat, sebagai partai berkuasa, kita bersama bisa keluar dari krisis itu. Saya meyakini, keluarnya Indonesia dari krisis ekonomi global 2008 adalah karena bersatunya kita mengatasi krisis itu,” tegasnya.

Saat itu, kata AHY, terbentuk kesatuan komando dan kerja sama yang baik, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, para ekonom, para pelaku dunia usaha maupun kalangan UMKM. Serta dukungan seluruh masyarakat.

“Melalui strategi “keep buying”, kita bisa menahan jatuh bebasnya “demand”, sehingga bisnis tetap bisa bergerak. Golongan miskin dan kurang mampu, dibantu melalui, Bantuan Langsung Tunai (BLT), sehingga masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya,” sebutnya. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.