Dark/Light Mode

Merasa Akan Dikudeta, AHY Surati Jokowi

Moeldoko: Pemimpin Jangan Baperan

Selasa, 2 Februari 2021 08:04 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko. (Foto: Istimewa)
Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tiba-tiba mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Dia menuding ada yang mau mengkudeta posisinya sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. AHY menyebut, salah satu aktornya, orang di lingkaran Jokowi. Mendengar tudingan ini, Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal (Purn) Moeldoko bereaksi. Dia minta AHY jangan jadi pemimpin baperan.

Tudingan AHY itu disampaikan lewat konferensi pers di Taman Politik Wisma Proklamasi, DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, kemarin siang. AHY didampingi Sekjen Teuku Riefky Harsya, Ketua Dewan Kehormatan Hinca Pandjaitan, dan Ketua Mahkamah Partai Nachrowi Ramli. Konferensi pers itu disiarkan secara langsung di YouTube Agus Yudhoyono. Pihak Partai Demokrat juga menyebar pernyataan lengkap AHY setebal 7 halaman ke berbagai media.

AHY menyebut, ada gerakan politik yang mengarah pada upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa. “Menurut kesaksian dan testimoni banyak pihak yang kami dapatkan, gerakan ini melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkar kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo,” ucap putra sulung SBY itu.

Baca juga : Dituding Obok-obok Demokrat, Moeldoko: Jadi Pemimpin, Jangan Baperan

AHY memilih mengedepankan asas praduga tak bersalah dalam permasalahan ini. “Karena itu, tadi pagi, saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan ini,” ucapnya.

Dia lalu menceritakan kronologis isu pengambilalihan Partai Demokrat itu. Sekitar 10 hari lalu, pihaknya menerima laporan dan aduan dari pimpinan dan kader Partai Demokrat, baik pusat, daerah maupun cabang, tentang adanya manuver politik segelintir kader dan mantan kader Demokrat, serta melibatkan pihak luar atau eksternal partai, yang dilakukan secara sistematis. Aktornya ada lima orang. Terdiri dari 1 kader Demokrat aktif, 1 kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, 1 mantan kader yang sudah 9 tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan 1 mantan kader yang telah keluar dari partai 3 tahun yang lalu.

“Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan, yang sekali lagi, sedang kami mintakan konfirmasi dan klarifikasi kepada Presiden Joko Widodo. Para pimpinan dan kader Demokrat yang melapor kepada kami tersebut, merasa tidak nyaman dan bahkan menolak ketika dihubungi dan diajak untuk melakukan penggantian Ketum Partai Demokrat,” ucapnya.

Baca juga : Ucapkan Selamat Ke Biden, Jokowi Ajak Perkuat Hubungan Kemitraan

Menurutnya, ajakan dan permintaan dukungan untuk mengganti dengan paksa posisi ketua umum Demokrat dilakukan baik melalui telepon maupun pertemuan langsung. Pengambilalihan itu untuk memuluskan jalan sebagai calon presiden dalam Pemilu 2024.

“Para pelaku merasa yakin gerakan ini pasti sukses, karena mereka mengklaim telah mendapatkan dukungan sejumlah petinggi negara lainnya. Kami masih berkeyakinan, rasanya tidak mungkin cara yang tidak beradab ini dilakukan oleh para pejabat negara, yang sangat kami hormati, dan yang juga telah mendapatkan kepercayaan rakyat,” katanya. 

Menurut AHY, tudingan itu bukan tanpa bukti. Ada sejumlah kesaksian dan testimoni dari pimpinan dan kader Partai Demokrat. “Lebih dari delapan saksi mengatakan telah bertemu langsung dengan pejabat pemerintahan itu dan mendengar secara langsung pula rencana-rencana seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya,” katanya.

Baca juga : Saatnya Kita Jadi Pemain Utama Keuangan Syariah

Menjelang sore, Moeldoko tampil menanggapi pernyataan AHY. Mantan Panglima TNI ini langsung “nembak” AHY. “Saran saya, menjadi seorang harus seorang pemimpin yang kuat. Jangan mudah baperan, jangan mudah terombang-ambing,” kata Moeldoko, lewat sebuah video, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.