Dark/Light Mode

Sabam Sirait Sebut Pikiran Probowinoto Selalu Autentik

Rabu, 3 Februari 2021 14:01 WIB
Anggota MPR Sabam Sirait (Foto: Istimewa)
Anggota MPR Sabam Sirait (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggota MPR paling senior, Sabam Sirait, amat kagum terhadap pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Probowinoto. Menurutnya, Pemikiran-pemikiran Probowinoto selalu autentik dan berkontribusi besar bagi bangsa dan negara. Melalui Pakindo, Probowinoto juga melakukan pendidikan politik dan pelayanan kesehatan.

Hal itu disampaikan Sabam dalam Webinar yang diselenggarakan Pusat Studi Heritage Nusantara Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan tema "Legasi Probowinoto untuk Bangsa dan Negara", Rabu (3/1). Selain Sabam, narasumber lain dalam webinar ini adalah Rektor ke-3 UKSW Willy Toisuta; penulis buku biografi Probowinoto, Niko Kana, serta Bernard Nainggolan dan Robert Sitorus dari Yayasan Komunikasi Indonesia (YKI)

Baca juga : Sangat Berat, KPU Tidak Setuju Pilkada Serentak 2024

Webinar dihadiri para generasi muda dan politisi muda Kristen, aktivis gereja maupun Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), para senior GMKI, serta alumni UKSW. Mereka semua ikut menggambarkan kontribusi pikiran-pikiran dan tindakan Probowinoto bagi perjalanan bangsa Indonesia. 

"Sebagai pendeta, ia berani mengumpulkan beberapa tokoh Kristen untuk membentuk wadah bagi perjuangan kemerdekaan. Ia pun bergerak aktif mengorganisasi kegiatan sosial dan politik untuk Kemerdekaan Indonesia," kata Sabam, yang juga mantan Sekjen Parkindo dan kemudian dalam Fusi menjadi sekjen pertama PDI pada tahun 1973, dan selanjutnya menjadi PDIP pada 1998.

Baca juga : PDIP Kebon Sirih Sebut, Pengawasan PSBB Di DKI Melempem

Willy Toisuta menambahkan, di antara kontribusi Probowinoto adalah merintis dan mengembangkan teologi sosial, entrepreneurship university, pemikiran kebangsaannya yang mandiri dan unik, serta teguh pendirian. 

Di masa-masa awal Kemerdekaan misalnya, Probowinoto memiliki posisi sendiri sebagai non-kooperatif-kritis. Probowinoto memegang prinsip bahwa gereja harus menjadi Indonesia. Makanya, gereja di Indonesia harus terlepas dari gereja di Belanda. Karena pengaruhnya, gereja-gereja di Jawa melepaskan diri dari gereja Belanda. 

Baca juga : Galaxy S21 Ultra Berikan Pengalaman Epik

Probowinoto melakukan gebrakan dengan mendirikan Permoesyawaratan Gereja-gereja Protestan,  bersama AM Tambunan. Probowinoto juga mendirikan Parkindo pada November 1945. Perjuangan Probowinoto ini tidak ringan. Setelah memenangkan negosiasi untuk dekolonialisasi gereja di konferensi Kwitang 1947, ia juga harus menghadapi forum Sidang Sinode GKN di Eindhoven, pada 1948. 

Sikap Probowinoto ini konsisten ketika Dewan Gereja-gereja Indonesia/DGI (pekarang Persekutuan Gereja-gereja Indonesia/PGI) dibentuk pada 1950. Ia berdebat dengan Rumambi terkait Pasal 5 anggaran dasar yang memasukkan perwakilan zending dalam struktur. Probowinoto menang dan pasal itu dihilangkan, tetapi kemudian diatur bahwa zending bisa masuk ke Indonesia melalui kemitraan. Jadi, yang dibentuk adalah lembaga kemitraan. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.