Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Usut Dugaan Politik Uang Di KLB Demokrat

Memangnya KPK Mau?

Rabu, 10 Maret 2021 06:10 WIB
Ketua DPP BPOKK Partai Demokrat, Herman Khaeron. (Foto: Dok. DPR RI)
Ketua DPP BPOKK Partai Demokrat, Herman Khaeron. (Foto: Dok. DPR RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diminta menelusuri isu dugaan politik uang di dalam perhelatan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3).

Permintaan itu diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (DPP BPOKK) Partai Demokrat, Herman Khaeron kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

“Memang terlalu jauh, tetapi menarik juga untuk dapat ditelusuri sumber keuangannya dan perolehannya dari mana,” ung­kap Herman.

Seperti diberitakan, isu permainan uang di KLB mencuat ke publik. Gerald Piter Runtuthomas, Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Kota Kotamobagu mengungkapkan, peserta KLB Deli Serdang hanya memperoleh uang Rp 5 juta. Padahal yang dijanjikan Rp 100 juta.

Baca juga : Qodari: Dualisme Partai Demokrat Bakal Berlangsung Lama

Hal ini diungkapkan Gerald saat memberikan testimoni terkait proses KLB Deli Serdang di hadapan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Jakarta, Senin (8/3).

Diungkapkan Herman, penegak hukum perlu turun tangan karena patut diduga jika uang yang diiming-imingi kepada peserta berasal dari sumber yang tidak diketahui.

“Saya kira karena ada iming-iming yang dilakukan secara masif, berarti ada uang besar di dalamnya. Siapa pemberi, dan dari mana sumbernya,” ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Sartono mendesak KPK turun tangan dalam menyelidiki permainan uang di KLB. Sebab, di dalam KLB melibatkan pejabat tinggi negara. Pejabat negara yang dimaksud Sartono adalah Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Baca juga : Mau Bubarkan Paksa KLB Demokrat, Massa Pro-Kontra Bentrok

Dari situ nanti dapat diketahui apakah ada dugaan gratifikasi atau tidak.

“Untuk membiayai orang-orang datang ke sana itu uangnya siapa. KPK harus hadir di situ. Dapat uangnya dari mana untuk membiayai kegiatan KLB akal-akalan itu,” ujar Sartono.

Sementara, pakar Hukum Pidana Universitas Trisakti Abdul Fickar Hajar mendukung KPK turun tangan dalam menyelidiki dugaan politik uang di KLB Demokrat, karena patut diduga ada keterlibatan pejabat negara.

“Permohonan agar KPK turun tangan beralasan, karena di sana ada pejabat negara. Apalagi KLB di luar kota pasti ada ongkos yang besar dan dikeluarkan penyelenggara negara. Pertanyaannya dari mana uangnya,” tanya dia.

Baca juga : Max Sopacua Pastikan, KLB Demokrat Sesuai Prosedur

Untuk menjawab pertanyaan itu, maka KPK perlu menyelidiki dan mengungkap. “Kalau KPK menyelidiki dugaan politik uang sudah benar,” ucapnya.

Hal senada diungkapkan pakar Hukum Pidana dari Universitas Al Azhar Indonesia, Prof Dr Suparji Ahmad. “Saya setuju KPK turun menyelidiki,” katanya.

Menurutnya, penyelidikan dari KPK itu untuk mengetahui ada atau tidaknya politik uang sekaligus untuk mencegah fitnah bagi nama yang disebut-sebut membagikan uang. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.