Dark/Light Mode

Banyak Kader Terjerat Kasus

Golkar Diprediksi Sulit Tembus Tiga Besar

Senin, 8 April 2019 22:57 WIB
Logo Partai Golkar (Foto: Istimewa)
Logo Partai Golkar (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai Golkar diprediksi mengalami kesulitan untuk menembus posisi tiga besar perolehan suara secara nasional. Pasalnya, beberapa kader partai berlambang beringin terjerat kasus hukum dalam beberapa pekan terakhir menjelang pencoblosan Pemilu 2019.

Salah satu kader Golkar yang terjerat kasus adalah Bowo Sidik Pangarso. Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, kasus ini akan memperlemah suara Golkar di Pileg 2019. Dia memprediksi, suara Golkar akan menurun dibandingkan Pileg 2014.

Bowo bukan satu-satunya kader beringin yang bisa memperlemah suara di Pemilu. Sebelumnya, Golkar sudah diuji dengan kasus Setya Novanto, Idrus Marham, dan Eni Saragih.

Baca juga : Juara 2 Akan Sangat Sulit Bagi Golkar

"Dengan banyaknya kader yang tertangkap, ini akan memperlemah suara Golkar. Bila pada Pileg sebelumnya Golkar dapat 14 persen, mungkin kali ini 10 persen saja," kata Hendri, kepada wartawan, Senin (8/4).

Hendri menambahkan, dengan kasus hukum yang menjerat kadernya, Golkar bakal mengalami kesulitan berada di posisi sebelumnya, yakni di dua besar. Apalagi melihat dinamika politik dengan melajunya Gerindra dengan coattail effect Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Lalu, kemungkinan sodokan partai menengah lain yang berpeluang meraih tiga besar. "Berat dua besar. Tiga besar juga perlu perjuangan. Mungkin di Pileg 2019 bisa jadi pencapaian terendah Golkar sejak Pemilu berlangsung," ujar Hendri.

Baca juga : Jokowi Diprediksi Unggul Hampir Di Semua Wilayah

Hendri menjelaskan, dengan sistem Pileg 2019 yang digelar serentak dengan Pilpres, pertarungan menjadi tidak mudah. Apalagi, selama ini Golkar identik dengan kekuatan kader individu. Artinya, bila kader individu tersebut tersangkut kasus hukum, suaranya akan berpengaruh.

Ia mencontohkan Setya Novanto sebagai kader Golkar yang punya basis suara dari Nusa Tenggara Timur. "Nah otomatis di daerah tersebut akan kekurangan suara dengan masuknya Setnov di kasus hukum. Golkar kuat di masing-masing individu," kata Hendri.

Di Pileg 2014, Golkar berada di posisi kedua di bawah PDIP. Tiga besar hasil Pemilu 2014 adalah PDIP (18,95 persen), Golkar (14,75 persen), dan Gerindra 11,81 (persen). Sejak reformasi dengan pemilihan langsung, Golkar konsisten minimal menembus dua besar. Bahkan, di Pileg 2004, Golkar pernah menjadi juara dengan 21,58 persen. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.