Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jengkel Ke Moeldoko

Kubu AHY : Seperti Kisah Wayang `Petruk Dadi Ratu`

Selasa, 30 Maret 2021 16:23 WIB
Jengkel Ke Moeldoko Kubu AHY : Seperti Kisah Wayang `Petruk Dadi Ratu`

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua Umum Partai Demokrat kubu AHY, Willem Wandik menumpahkan kekesalannya dengan pernyataan Moeldoko soal adanya tarikan ideologis di internal Partai Demokrat.

“Bagaimana mungkin Partai Demokrat bisa disebut mengalami tarikan ideologis, padahal partai ini pernah dipimpin oleh 3 sekjen yang beragama Nasrani?,” tanya Willem.

Fakta lain tegas dia, adalah Gubernur Aceh maupun Gubernur Papua yang dipilih langsung oleh rakyat masing-masing, adalah kader Partai Demokrat.

“Pasti bukan tanpa alasan jika rakyat kedua provinsi yang latar belakangnya berbeda ini, sama-sama merasa nyaman dipimpin oleh kader Demokrat,” imbuhnya.

Baca juga : Dulu Adu Urat, Kini Buka Aurat

Willem mengaku sejak dulu ia merasa nyaman dalam rumah besar Partai Demokrat. Asasnya nasionalis-religius, mewadahi semua kepentingan yang ada di Indonesia.

“Saya ini asli Papua, Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI). Sejak dulu, saya nyaman di Partai Demokrat,” tegasnya.

Sebelumnya, nama GMKI sempat dicatut oleh penyelenggara KLB ilegal untuk pemesanan tempat disebuah hotel di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Untuk itu, tegas Willem, tudingan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko tentang tarikan ideologis sungguh mengada-ada. Willem kemudian menyentil manuver Moeldoko.

Baca juga : Demokrat Kubu Moeldoko Dikasih Waktu Seminggu Lengkapi Berkas KLB

Ia teringat dengan kisah pewayangan Jawa tentang “Petruk Dadi Ratu”. Kisah ini kata dia, sesungguhnya bercerita tentang orang yang tidak punya kapasitas dan integritas tapi kebelet menjadi raja.

Bagi Petruk, menjadi raja atau pemimpin itu adalah semata-mata tahta dan harta, bukannya amanah dan tanggung jawab.

“Siapa sangka pada abad 21 ini, kita melihat drama Petruk atau abdi dalem yang kebelet jadi pemimpin. Ia menggunakan segala cara untuk mencapai hasratnya, tidak peduli apakah dia harus terus berdusta, melanggar etika maupun hukum yang berlaku,” kata Willem.

Sebelumnya, Moeldoko mengatakan adanya kekisruhan di internal Partai Demokrat. Sehingga akhirnya menerima menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Baca juga : Istana Terima Dengan Lapang Dada

Mantan Panglima TNI ini menyebut adanya pertarungan ideologis di dalam partai berlogo bintang mercy menjelang Pemilu 2024. Sehingga ini adalah ancaman bagi Indonesia.

“Terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali, ini menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas 2045,” katanya.

Moeldoko berujar adanya Kongres Luar Biasa (KLB) ini semata-mata bukan hanya menyelamatkan Partai Demokrat. Namun ada kepentingan yang lebih besar yakni menyelamatkan Indonesia.

“Ada kecenderungan tarikan ideologis itu terlihat di tubuh Demokrat, jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa,” ungkapnya. [FAZ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.