Dark/Light Mode

Krusial Bagi Caleg, Capres dan Penyelenggara Pemilu

Waspada, Masa Tenang Rawan Serangan Fajar

Senin, 15 April 2019 17:39 WIB
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. (Foto: Istimewa).
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Hari ini hingga 16 April 2019, adalah masa tenang. Masa ini dianggap krusial bagi caleg, capres, dan penyelenggara pemilu. Masa tenang ini rawan praktik politik uang atau serangan fajar.

“Masa tenang merupakan hari-hari krusial. Justru masa tenang, bikin tidak tenang. Tiga hari masa tenang itu akan jadi gundah gulana baik caleg, capres, dan penyelenggara pemilu,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin kepada Rakyat Merdeka, Minggu (14/4).

Menurut Ujang, 3 hari masa tenang adalah hari sibuk bagi para caleg. Sibuk berusaha menyusun siasat dan strategi menebar amplop atau serangan fajar untuk mendulang suara.

Baca juga : Hasto: Saksi Pemilu Disiapkan, Masyarakat Harus Aktif Mengawasi

“Serangan fajar bukan lagi rahasia umum. Masyarakat dan caleg sudah sama-sama tahu. Ada yang memberi dan ada penerima. Meski politik uang masuk kategori pelanggaran Pemilu serius, tetap saja dilakukan,” ungkapnya.

Bagi caleg, masa tenang bukan jadi hari menenangkan, tapi menegangkan. “Para caleg atau tim sukses khawatir tertangkap tangan dan harap-harap cemas tidak terpilih,” ujarnya.

Berdasarkan riset IPR, saat masa tenang, para caleg akan membreafing dan menginstruksikan tim suksesnya di lapangan menebar amplop. “Dalam riset IPR ditemukan, salah satu waktu efektif melakukan money politics adalah masa tenang.

Baca juga : Dua WNI Jadi Korban Penembakan Massal Selandia Baru

Paling efektif lagi saat hari pencoblosan. Nah serangan amplop di hari jelang pencoblosan itulah disebut serangan fajar. Biasanya bergerak waktu fajar menyingsing,” ungkap pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini.

Jika Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak turun tangan, Ujang memprediksikan, politik uang akan sulit diungkap atau pelakukan sulit ditangkap. “KPK punya instrumen untuk menyadap, bisa menindak bahkan menangkap caleg yang ketahuan main uang,” katanya.

Kata Ujang, sulit bagi Bawaslu mengawasi dan mengontrol pelaku money politics di masa tenang nanti.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.