Dark/Light Mode

Dikangkangi PKS dan Nasdem

Elektabilitas Demokrat Tergerus

Senin, 6 Mei 2019 05:31 WIB
Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (tengah). (Foto: Twitter Partai Demokrat).
Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (tengah). (Foto: Twitter Partai Demokrat).

 Sebelumnya 
Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat Amir Syamsuddin sebelumnya menilai, absennya Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) sepanjang kampanye terbuka berdampak langsung pada elektabilitas partai.

Meski demikian, hasil quick count harus menjadi motivasi ke depan. Dia memilih tidak menyalahkan lembaga survei.

“Kita harus realistis. Walaupun hasil demikian, tentunya menjadi motivasi kita ke depan untuk belajar dari pengalaman ini. Tidak usah harus marah atau menyalahkan siapa pun juga,” ucapnya.

Baca juga : Dikunjungi BNPT, Ali Fauzi dan Umar Patek Senang Sekaligus Terharu

Bisa Gabung Ke 02 Peluang PAN dan Partai Demokrat untuk bergabung ke Koalisi Indonesia Kerja (KIK) sangat terbuka. Ini dipicu karena kedua partai itu kecewa karena tidak mendapatkan keuntungan elektoral dalam Pileg 2019.

“Jelas, PAN dan Demokrat sangat merugi dalam elektoral di pileg. Menurut hasil quick count KPU, PAN, dan Demokrat tersalip PKS, PKB, dan Nasdem,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin kepada Rakyat Merdeka, Minggu (5/5).

Jika PAN dan Demokrat merapat ke kubu Jokowi, Ujang menduga, ada keterkaitan dengan bagi-bagi jatah kekuasaan di parlemen usai Pemilu 2019. Ujang berpendapat, perpolitikan di Indonesia sangat dinamis dan cair, sehingga apa pun bisa terjadi dan kejutan-kejutan politik biasa terjadi di injury time.

Baca juga : Prabowo Ngambek Sama Demokrat Ya?

“Tdak ada koalisi permanen. Yang ada koalisi kepentingan dan koalisi pragmatisme. Bukan koalisi ideologis. Koalisinya mudah berubah. Mudah cerai dan rapuh,” tegas Ujang.

Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) ini menegaskan, apakah PAN dan Demokrat akan benar-benar merapat ke 01, itu bisa saja terjadi dan lumrah.

“Di politik tak ada yang tak mungkin. Semua serba mungkin. Apalagi PAN dan Demokrat tak dapat keuntungan apa-apa dari kubu 02. Atau bisa juga PAN dan Demokrat cari aman,” katanya.

Baca juga : Elektabilitas Golkar Tetap Tinggi

Sebelumnya, Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma’ruf Amin Abdul Kadir Karding mengatakan, dua petinggi PAN dan Demokrat sepakat jika persatuan harus dikedepankan pasca pelaksanaan pemilu. Pemikiran itu menjadi titik temu dari perbedaan afiliasi politik sebelum Pemilu 2019.

“Saya melihat yang punya peluang besar (koalisi) ke depan PAN dan Demokrat,” ujar Karding, Kamis (2/5). Menurutnya, semua parpol sebenarnya memungkinkan membangun koalisi. Tapi, soal nanti siapa cocok dan punya chemistry bersama, hal itu akan dibahas para elite parpol. [SSL/EDY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.