Dark/Light Mode

Ambigu Demokrasi

Selasa, 21 Mei 2019 13:45 WIB
Rahmat Hamka (Foto: Dok. Pribadi)
Rahmat Hamka (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Fenomena perpolitikan Tanah Air dalam kurun waktu Pemilu serentak 2019, yang merupakan sejarah pertama kalinya Pilpres dan Pileg dilakukan secara bersama, menampakkan wajah demokrasi yang ambigu (mendua). Terjadi persinggungan yang sangat keras sehingga benturan yang terjadi mengarah pada perpecahan sesama anak bangsa.

Mencermati hasil Pemilu yang ada, sebenarnya Koalisi Adil Makmur mendapatkan keberhasilan yang luar biasa, walaupun tidak menang Pilpres dan Pileg. Keberhasilan itu nampak dari perolehan suara di Pileg untuk partai tertentu di Koalisi Adil Makmur, yang sangat diuntungkan dari narasi politik yang dibangun selama Pemilu serentak. Kemudian dalam Pilpres juga Koalisi Adil Makmur berhasil walaupun tidak bisa menang. Ini nampak dari perolehan suara kemenangan paslon 01 yang hanya kurang lebih di angka 55 persen, walaupun menang tapi kurang masih memuaskan menurut saya sebagai calon incumbent. Kalau menurut saya harusnya bisa minimal 60 persen lebih dalam meraih kemenangan, kalau dalam iklim demokrasi yang sehat.

Baca juga : Ketum ReJO Yakin Demokrat Pro Jokowi

Kalau berbicara kecurangan hasil Pemilu, hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Apalagi kalau dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif. Karena sistem demokrasi kita sudah sangat transparan, tahapannya jelas, semua pihak bisa mengakses. Apalagi para kontestan Pemilu, masyarakat umum saja bisa ikut terlibat mengawasi semua tahapan Pemilu. 

Untuk rasionalisasi politik saja, kalau benar pasangan 02 memenangkan Pilpres, terserah berapa persen pun besarnya, saya haqul yakin pasti suara partai di koalisi adil makmur sangat besar juga, atau setidaknya pasti akan berbanding lurus hasilnya dengan kemenangan yang diklaim pasangan 02. Tapi, hal ini tidak nampak. Jadi, dapat dipatahkan klaim kemenangan itu dengan membandingkan hasil perolehan partai mereka.

Baca juga : Sukerta Demokrasi

Kalau ingin jujur, kemenangan pasangan 01 yang hanya di angka 55 persen mengalami gerusan kalau dibandingkan dengan perolehan suara parpol di Koalisi Indonesia Kerja. Ini yang disampaikan di awal tadi, Koalisi Adil Makmur berhasil tapi tidak menang kontestasi. 

Sehingga kita haruslah sangat bersyukur, karena hasil Pemilu telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia telah memberikan keputusannya dan memberikan mandat secara tegas dan jelas, baik Pilpres maupun Pileg kepada Koalisi Indonesia Kerja, walaupun di tengah keberhasilan Koalisi Adil Makmur membangun narasi politik mereka, tapi mereka tidak mampu memenangkan kontestasi di Pemilu serentak 2019 ini.

Baca juga : Darurat Demokrasi

Tapi, sebagai anak bangsa, hal tersebut tidak serta-merta membuat kita bisa bergembira. Apalagi di tengah besarnya generasi mileneal yang akan mewarisi bangsa ini ke depan. Harus ada upaya serius agar suasana iklim demokrasi yang terbangun di Pemilu serentak 2019 dengan narasi yang sangat mengkhawatirkan bahkan membahayakan ini, tidak berlanjut dan atau dijadikan warisan bagi kelanjutan demokrasi kita ke depan.

Rahmat Hamka, Anggota Fraksi PDIP DPR RI

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :