Dark/Light Mode

Tombak Debat

Minggu, 17 Maret 2019 09:17 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Masuk arena, KH Ma’ruf Amin berjalan pelan. Tenang. Sandi berjalan agak cepat. Mereka bersalaman. Sandi mencium tangan Ma’ruf, seperti biasa.

Ma’ruf menerimanya dengan santun selayaknya bapak dan anak. Mereka sama-sama tersenyum. Damai. Begitu kira-kira gambaran opening debat ketiga yang menampilkan cawapres, nanti malam.

Baca juga : Awasi Daerah

Secara usia, keduanya memang terpaut jauh. Sandi 49, Ma’ruf 76. “Saya masih berusia setahun, Kiai Ma’ruf sudah menjadi politisi. Pasti sungkanlah,” kata Sandi “membocorkan” bagaimana sikapnya dalam debat nanti malam.

Meski dibuka dengan damai, di sesi saling nanya antar kandidat, akan sedikit panas. Mungkin saja, keduanya akan menyampaikan pertanyaan “tricky” yang walau terdengar sepele, tapi bisa merepotkan.

Baca juga : Hening Politik

Misalnya, Ma’ruf menyampaikan pertanyaan, disertai istilah teknis, yang bisa menguji kemampauan ilmu agama Sandi. Sebaliknya, Sandi menyampaikan pertanyaan yang bisa menguji kemampuan ilmu ekonomi praktis Ma’ruf. Juga disisipi istilah teknis.

Dalam debat, kita mestinya mendengar ide-ide yang substantif dari kedua cawapres. Selama ini, orang sering menyebut cawapres sebagai “ban serep”.

Baca juga : "Gakribet”

Posisinya penting, punya wewenang, namun terbatas. Punya kekuasaan, namun tidak leluasa. Apakah keduanya nanti malam akan menampilkan sosok lain seorang cawapres, sosok alternatif yang bukan sekadar ban serep?
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.