Dark/Light Mode

Survei Pilpres Pasca PDIP Deklarasi Capres

Ganjar Meroket, Prabowo Stagnan, Anies Menurun

Sabtu, 13 Mei 2023 08:33 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) melepas ekspor produk minyak asitrin hasil UMKM ke China, di Purwokerto, Jumat (12/5). (Foto: Antara)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) melepas ekspor produk minyak asitrin hasil UMKM ke China, di Purwokerto, Jumat (12/5). (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) kembali merilis hasil survei elektabilitas para calon presiden. Hasilnya, elektabilitas Ganjar Pranowo meroket setelah ditetapkan sebagai capres oleh PDIP. Sementara elektabilitas Prabowo Subianto cenderung stagnan, dan Anies Baswedan mengalami penurunan.

Survei SMRC ini digelar dengan mewawancarai 1.220 responden pada periode 30 April-7 Mei 2023, atau sepekan setelah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar sebagai capres pada 21 April 2023. Responden survei adalah WNI yang berusia 17 tahun atau sudah menikah yang dipilih secara acak bertingkat dan diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Margin of error survei tersebut plus minus 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan, dalam survei ini, responden disodorkan tiga nama capres potensial. Ketiga nama itu adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Menurut dia, tiga nama ini sudah diputus oleh partai atau gabungan partai untuk menjadi calon presiden dan sejauh ini paling kompetitif dibanding tokoh-tokoh lain.

"Hasilnya, Ganjar menempati posisi pertama dengan elektabilitas 39,2 persen. Di posisi kedua ada Prabowo 32,1 persen, dan Anies 19,7 persen. Kemudian ada 8,9 persen yang menjawab tidak tahu," kata Deni saat memaparkan hasil survei yang disiarkan dalam kanal YouTube SMRC TV, kemarin.

Deni mengungkapkan, dukungan kepada Ganjar dalam sebulan terakhir terus menguat setelah dideklarasikan sebagai capres. Elektabilitas Ganjar meroket dari 33,2 persen di awal April 2023 menjadi 39,2 persen di awal Mei 2023, atau naik 6 persen. "Dukungan pada Prabowo relatif stabil dari 31,5 persen menjadi 32,1 persen. Sementara dukungan kepada Anies turun dari 24,2 persen menjadi 19,7 persen," ujarnya.

Baca juga : Survei SMRC: Pasca Dideklarasikan, Elektabilitas Ganjar Jauh Lampaui Prabowo

Dalam dua tahun terakhir, lanjut Deni, dari Mei 2021 ke Mei 2023, dukungan kepada Ganjar naik dari 25,5 persen menjadi 39,2 persen. Sementara Prabowo cenderung stagnan dari 34,1 persen menjadi 32,1 persen, dan Anies cenderung menurun dari 23,5 persen menjadi 19,7 persen. "Dari hasil survei ini bisa disimpulkan Ganjar terlihat menarik suara Anies dan yang belum memutuskan dalam sebulan terakhir,” ungkapnya.

Deni melihat kenaikan suara Ganjar dalam sebulan terakhir terkait dengan efek popularitas atau kedikenalannya yang juga meningkat. Pada survei 3-11 April 2023, Ganjar baru dikenal 78 persen, meningkat menjadi 84 persen pada Mei 2023.

Sementara tingkat kedikenalan Anies dan Prabowo tidak mengalami perubahan signifikan. Anies dikenal 86 persen menjadi 87 persen dan Prabowo tetap 96 persen pada periode tersebut. Data ini, menurut Deni, menunjukkan Ganjar masih punya ruang untuk menaikkan dukungan jika kedikenalannya naik, sebagaimana ditemukan polanya sejauh ini.

Pada kelompok pemilih yang tahu ketiganya, di survei ini terlihat Ganjar mendapat dukungan 44,7 persen, unggul makin jauh atas Prabowo yang mendapatkan suara 28,2 persen dan Anies 21,4 persen. Yang belum tahu sekitar 5,7 persen. Dalam 2 tahun terakhir, lanjut Deni, Ganjar konsisten unggul atas Prabowo dan Anies di kelompok pemilih yang tahu ketiganya. Sementara Anies dan Prabowo terus bersaing ketat memperebutkan posisi kedua di bawah Ganjar.

Pengamat politik Adi Prayitno mengatakan, elektabilitas para capres akan terus mengalami perubahan. Perubahan ini, kata dia, tergantung pada seberapa jauh kerja politik para capres dan bagaimana pendekatannya kepada rakyat. "Kedua hal itu antara lain bisa mengerek elektabilitas para capres," kata Adi, kemarin.

Baca juga : Usbat Ganjar Adakan Pelatihan dan Penuhi Kebutuhan Jemaah

Adi mencontohkan, pada periode 2020-2021, elektabilitas capres tertinggi adalah Prabowo. Hal ini dikarenakan eks Danjen Kopassus itu memiliki tabungan elektabilitas sejak 2009 hingga 2019. Tapi, memasuki sepanjang tahun 2022, terjadi pergeseran. Ganjar merangsek ke posisi pertama sebagai capres dengan elektabilitas tinggi. Hal ini dikarenakan Ganjar sangat aktif melakukan kerja-kerja politik. Misalnya, para relawan yang deklarasi di berbagai tempat. "Maka Ganjar yang awalnya hanya runner up bisa menyalip Prabowo dan di posisi ketiga istikomah diisi oleh Anies," paparnya.

Adi juga menjelaskan bagaimana elektabilitas Anies sempat mengalami kenaikan usai dideklarasikan oleh NasDem, tapi kini cenderung menurun. Menurut Adi, hal ini dikarenakan performa Anies yang ditunggu-tunggu belum kelihatan. "Anies kehilangan momentum. Karena pemilih Anies itu adalah pemilih antitesis Jokowi, jadi Anies perlu menarasikan sesuatu yang berseberangan dengan Jokowi," ucapnya.

Ganjar pun kata dia, sempat mengalami penurunan dampak dari penolakan terhadap tim nasional Israel. Akan tetapi, deklarasi yang dilakukan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan memilih Ganjar sebagai capres, menjadi penolong untuk kembali menaikkan elektabilitas Ganjar.

Ganjar Terima Penghargaan The Best Governor 2023
Di saat elektabilitasnya meroket, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menerima penghargaan sebagai The Best Governor (Gubernur Terbaik) Tahun 2023 dalam menciptakan Good Corporate Governance (GCG) dan membuat inovasi untuk Bank Pembangunan Daerah atau BPD dari The Asian Post.

Penghargaan itu diterima Ganjar dalam perhelatan Infobank Top BUMD 2023 'Visi Kepala Daerah terhadap BUMD sebagai Agen Pembangunan Daerah yang Profesional' di Hotel Ambarukmo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (11/5).  Usai acara, Ganjar menyampaikan terima kasih atas penghargaan tersebut. "Tentu ini hasil kerja keras kawan-kawan, bagaimana GCG bisa dilakukan, bagaimana inovasi dan kreasi bisa dilakukan sehingga BPD makin manfaat buat rakyat," kata Ganjar.

Baca juga : Survei SMRC: Simulasi Head To Head, Ganjar Ungguli Prabowo

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dinilai memiliki langkah tersendiri dalam menjauhkan BUMD dari intervensi politik dan kepentingan birokrasi. Sejak 2013, Ganjar selaku Gubernur Jawa Tengah selama dua periode juga telah mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG) dengan menerapkan sejumlah peraturan.

"BPD tidak akan bisa lincah kalau kemudian talinya diikat. Siapa yang ikat, pemegang saham. Kalau pemegang saham mengikat harus begini harus begitu diintervensi terlalu banyak secara teknis, maka dia tidak akan maju," jelas Ganjar.

Sementara itu, untuk memposisikan BPD agar terhindar dari kepentingan birokrasi, Ganjar memetakan organisasi manajemen dan keuangan, pembinaan kepengurusan, pembinaan pendayagunaan aset, pembinaan pengembangan bisnis dan evaluasi administrasi.

Kepada jajarannya, Ganjar juga telah menerapkan GCG dengan prinsip keadilan, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban dan transparansi. Atas komitmen tersebut, Ganjar dinilai layak menerima penghargaan Gubernur Terbaik Tahun 2023.

"Pengalaman sepuluh tahun saya mendampingi kawan-kawan yang mengelola itu, yang di luar kebijakan tidak boleh. Maka hal-hal yang sifatnya mengganggu, kami turun tangan sendiri. Sehingga dengan cara itu GCG bisa berjalan," pungkasnya.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.