Dark/Light Mode

Pengamat Sebut Duet Prabowo-Yusril Ibarat Dwi Tunggal Soekarno-Hatta

Selasa, 19 September 2023 10:30 WIB
Prabowo Subianto dan Yusril Ihza Mahendra, tampil bersama di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto: Istimewa)
Prabowo Subianto dan Yusril Ihza Mahendra, tampil bersama di Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Koalisi Indonesia Maju (KIM) pimpinan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah mendapat dukungan mayoritas Partai Politik (Parpol) peserta Pemilu 2024.

Koalisi terdiri atas Partai Gerindra, PBB, PAN, Golkar, Gelora dan Partai Demokrat. PBB (Partai Bulan Bintang) dan Partai Gelora adalah partai non parlemen.

Partai non parlemen lainnya, Partai Solidaritas Indonesia (PSI), disebut-sebut juga akan segera bergabung.

Dengan demikian, kekuatan Prabowo secara elektoral dan infrastruktur mendekati sempurna.

Pengamat Politik dari Lembaga Riset Publik (LRP) Muhammad Al-Fatih menilai, PR (pekerjaan rumah) terbesar Prabowo adalah menentukan Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres) yang akan mendampinginya.

Baca juga : Pengalaman Urus Keamanan dan Ekonomi, Prabowo-Airlangga Dinilai Duet Maut

Kata dia, sejauh ini, ada tiga nama potensial yang banyak disebut, di antaranya Airlangga Hartarto usulan Golkar, Erick Tohir usulan PAN, dan Yusril Ihza Mahendra usulan PBB.

Di luar itu, ada isu Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Jokowi yang kini menjabat Walikota Solo. Namun terkendala masalah umur.

“Ada juga beberapa nama di luar nama tersebut, antara lain Yenny Wahid, putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur),” katanya.

Dia mengatakan, mengingat besarnya dukungan parpol, maka sebaiknya Prabowo tidak memilih bacawapres dari non parpol.

Hal ini untuk menghindari munculnya gesekan antara parpol pengusung maupun pendukung.

Baca juga : Golkar Sebut Prabowo Ajak Ridwan Kamil Bicara Soal Penjajakan Cawapres

Menimbang kebutuhan akan kepemimpinan yang kuat di masa jabatan 5 tahun ke depan, maka yang dibutuhkan cawapres yang bukan saja mampu mendongkrak elektabilitas. Tetapi juga mampu membantu Prabowo menjalankan tugas.

Menurutnya, Wapres Prabowo bukan sekedar “ban serep” tetapi tokoh yang mampu bekerja membantu Prabowo dalam menata kehidupan bernegara yang “kisruh” pasca amandemen UUD 45.

“Saya menyarankan agar Prabowo memilih cawapres dari parpol non parlemen yang bisa menjadi “jalan tengah” yang bisa diterima. Baik oleh Gerindra sendiri maupun Golkar, PAN, Demokrat, Gelora dan PSI. Bacawapres jalan tengah itu ada pada Ketua Umum PBB, Prof. Yusril Ihza Mahendra,” katanya.

Pakar HTN & Tokoh Moderat

Selain latar partai non parlemen dan pengalaman eksekutifnya, Al Fatih menyebut Yusril juga seorang negarawan dan intelektual sebagai seorang pakar hukum tata negara (HTN).

Berdasarkan latar kesukuan, Yusril dapat mewakili kelompok di luar Jawa, sebagai seorang Melayu-Minangkabau yang lahir dan besar di Belitung.

Baca juga : Pengamat: Cegah Radikalisme Menyusup, Rumah Ibadah Perlu Dikontrol Pemerintah

"Ini penting sebagai simbol perekat persatuan dan kesatuan bangsa kita yang majemuk. Prabowo meskipun mempunyai ibu asal Manado, namun secara kultural lebih dianggap "Jawa".

"Kombinasi Prabowo-Yusril ibarat dwi-tunggal Soekarno-Hatta," katanya.

Sebagai seorang muslim, Yusril dinilai sebagai seorang yang moderat dan diterima oleh golongan modernis dan tradisionalis.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.