Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Turun Rp 11.000, Harga Emas Dibanderol Rp 1.343.000 Per Gram
- Akhir Pekan, Rupiah Melemah Ke Rp 15.985 Per Dolar AS
- Indra Karya Jempolin Manfaat Bendungan Multifungsi Ameroro Di Sulteng
- Pertamina EP Pertahankan Kinerja Positif Keuangan Tahun Buku 2023
- PGN Saka Kantongi Perpanjangan Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas
Perludem Ingatkan Pemerintah
Jangan Koar-koar Netral Faktanya Di Lapangan Beda
Senin, 20 November 2023 06:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Penggiat pemilu meminta Pemerintah, utamanya aparat tidak berkoar-koar di depan publik soal netralitas dalam Pemilu 2024. Mereka cukup membuktikannya di lapangan.
“Yang terpenting adalah bagaimana mereka (Pemerintah) menerapkan netralitas itu di lapangan dan juga dalam kegiatan sehari-hari,” ujar Manajer Program Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Fadli Ramadhanil di Jakarta, kemarin.
Fadli menegaskan, tidak ada gunanya kata-kata netralitas terus disampaikan ke publik, tapi dalam praktiknya tidak dilaksanakan saat bertugas.
Baca juga : Gibran: Jawa Memang Kunci, Tapi Sumatera Tak Bisa Dilupakan
“Ucapan tanpa perbuatan ibarat tong kosong,” kritiknya.
Dia mencontohkan inkonsistensi Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam menyikapi putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan Mahkamah Agung (MA). Utamanya, terkait pencalonan perempuan, narapidana korupsi, dan calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) yang belum cukup umur.
“Buktinya (KPU) digugat ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP),” ungkapnya.
Baca juga : Demi Netralitas, Presiden Jangan Mau Fotonya Dipasang Bareng Capres
Seharusnya, kata Fadli, penyelenggaraan Pemilu 2024 semakin matang, kuat, profesional dan mandiri. Apalagi, pemilu ini merupakan yang keenam kalinya pasca reformasi.
“Tapi malah sebaliknya, terkesan ada pengkooptasian yang luar biasa,” ujarnya.
Fadli menjelaskan, kondisi Pemilu 2024 memiliki dampak positif dan negatif. Sisi positif Pemilu 2024 adalah sebanyak 54 persen pemilih berusia 40 tahun ke bawah atau pemilih muda. Kata dia, interaksi dan jangkauan informasi pemilih muda lebih luas.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya