Dark/Light Mode

Generasi Milenial Jangan Terprovokasi Hoaks Dan Black Campaign

Selasa, 12 Desember 2023 22:36 WIB
Diskusi publik Provokasi  Kampanye Hitam di Pemilu 2024, Anak Muda: Gak Bahaya Ta? di Kopi Oey Blok M Square, Selasa (12/12/2023). Foto: Istimewa
Diskusi publik Provokasi Kampanye Hitam di Pemilu 2024, Anak Muda: Gak Bahaya Ta? di Kopi Oey Blok M Square, Selasa (12/12/2023). Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Tahapan kampanye Pemilu 2024 sudah berlangsung sejak 28 November 2023. Pertarungan baik di media sosial dan media maisntream pun sudah semakin keras.

Berbagai provokasi, ujaran kebencian, dan kampanye hitam mulai marak. Hal ini harus dicegah demi Pemilu 2024 yang aman dan lancar.

Untuk itu, masyarakat khususnya generasi muda yang mapan literasi digital harus berperan aktif menggelorakan Pemilu damai dan bermartabat.

Upaya ini salah satunya melalui diskusi publik Provokasi & Kampanye Hitam di Pemilu 2024, Anak Muda: Gak Bahaya Ta? di Kopi Oey Blok M Square, Selasa (12/12/2023).

Baca juga : Hore, Rakyat Kecil Bakal Digratisin Iuran Sampah

Hadir dalam diskusi publik ini berbagai simpul gerakan dan organisasi anak muda. Salah satunya Ketua Rumah Milenial Indonesia, Sameul Hutapea.

Dia akan mengajak jaringannya dan generasi muda di luar, untuk tak ikut larut dalam narasi kampanye yang menimbulkan provokasi.

"Tugas anak muda menyadarkan ke sesamanya bahwa persatuan dan kesatuan itu paling utama," kata Samuel dalam diskusi tersebut.

Dia berharap, Pemilu 2024 adalah momen silaturahmi memperkuat perbedaan-perbedaan. Bukan untuk mempertajam perpecahan sesama anak bangsa.

Baca juga : Milenial Apresiasi Konsep Kampanye Gibran Mendengar

Dia menyakini, seluruh calon punya niat baik memperbaiki bangsa ini. Rumah Milenilal Indonesia pun siap berkolaborasi dengan semua pihak, termasuk TNI dan Polri.

"Anak muda harus mengedepankan kontestasi ide dan gagasan. Jangan mau jadi jadi objek. Rumah Milenial Indonesia akan terus menggelar forum-forum semacam ini," sebutnya.

Sementara itu, Praktisi Industri Kreatif Digital, Rebby Noviar menyoroti penggunaan Artificial Intelligence oleh peserta Pemilu. Sebab, upaya filterisasi menahah hoaks, black campaign dan narasi negatif, belum terlalu kuat.

Peredaran konten yang dibuat bukan berdasarkan fakta memang menyasar publik yang kurang literasi. Maka, butuh peran semua pihak untuk membantu menyadarkan agar publik bijak.

Baca juga : Media Center Indonesia Maju Akan Luruskan Hoax Terkait Pemerintah, Bukan Capres

Jangan sampai mudah termakan konten yang belum tahu kepastiannya serta tidak langsung bereaksi atau share ke medsos atau grup keluarga.

"Jangan mudah termakan isu-isu lucu atau gimmick. Kita harus melihat calon pemimpin berdasar rekam jejak dan gagasannya," tandasnya.

Ketua DPP Pemuda Pernusa, Mochamad Jodi Husein menambahkan, selain memberikan pendidikan kepada anak muda, KPU juga harus memberikan akses yang lebih luas kepada kaum disabilitas.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.