Dark/Light Mode

Haidar Alwi Institute Pertanyakan Motif Kampus Kritik Jokowi

Selasa, 6 Februari 2024 19:40 WIB
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar Alwi. Foto: Istimewa
Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar Alwi. Foto: Istimewa

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI) R Haidar Alwi menilai ada upaya mengacaukan Pemilu dan men-Soeharto-kan Jokowi di balik gelombang kritik oknum guru besar dari berbagai kampus di Indonesia.

"Ada upaya mengacaukan Pemilu dan men-Soeharto-kan Jokowi yang dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan massif. Gerakan tersebut sengaja memanfaatkan tensi politik jelang Pemilu yang memang sudah tinggi sehingga dapat memicu chaos yang lebih besar," kata R Haidar Alwi, Selasa (6/2/2024).

"Sangat mengherankan dan patut dipertanyakan dalam waktu dua minggu sebelum Pemilu, puluhan kampus bisa kompak seperti itu," tambahnya.

Baca juga : Pendukung Ahok Ini, Tetap Tegak Lurus Ke Jokowi

Menurutnya, jika tidak ada aktor yang memobilisasi, sulit dilakukan kecuali hanya untuk ikut-ikutan.

"Kalau memang kritik murni, kenapa baru disampaikan sekarang? Kok bisa kompak? Kenapa harus dimulai dua minggu sebelum Pemilu, saat Prabowo-Gibran di survei akan mampu menang satu putaran? Padahal putusan MK, pendaftaran Capres-Cawapres dan penetapannya sudah beberapa bulan lalu," tutur R Haidar Alwi.

Dugaan ini diperkuat dengan adanya upaya konsolidasi di kalangan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk serentak turun ke jalan dengan mengusung slogan Reformasi Jilid II.

Baca juga : Ingrid Kansil Perjuangkan Nasib Eks ODGJ

Mahasiswa bahkan membuka peluang memaksa Presiden Jokowi lengser sebelum masa jabatannya habis pada Oktober mendatang.

"Kalau oknum guru besar tadi sebagai propaganda biar keliatan intelek untuk mempengaruhi publik, maka mahasiswa dijadikan ujung tombak untuk eksekusinya," imbuh R Haidar Alwi.

Selain itu, narasi yang digunakan juga hampir sama. Mereka mencoba menyulut ketidakpercayaan publik terhadap Presiden, Pemerintah, lembaga negara, penyelenggara Pemilu dan aparat penegak hukum agar rakyat terpengaruh dan ikut bergerak.

Baca juga : Sampah Plastik Persoalan Serius, Harus Segera Dikurangi

"Entah itu bergerak untuk mengacaukan Pemilu, melengserkan Jokowi atau untuk menggerus suara Prabowo-Gibran yang kemungkinannya akan menang satu putaran. Aparat penegak hukum harus waspada, jangan sampai lengah karena apapun bisa terjadi," ungkap R Haidar Alwi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.