Dark/Light Mode

Sudah Kerja Keras, Pengamat Perihatin Anggota KPPS Malah Dituduh Curang

Rabu, 21 Februari 2024 09:18 WIB
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara bersama saksi melakukan penghitungan suara Pemilu Presiden 2024, di TPS 79, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2). (Foto: Teddy Kroen/RM)
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara bersama saksi melakukan penghitungan suara Pemilu Presiden 2024, di TPS 79, Petamburan, Jakarta Pusat, Rabu (14/2). (Foto: Teddy Kroen/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin berharap para elit politik tidak menggoreng isu-isu kecurangan Pemilu 2024 dengan menyalahkan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).

Menurut Ujang, anggota KPPS sudah penuh perjuangan sehingga tidak patut dianggap sebagai pelaku kecurangan. Apalagi, pihak yang kalah seringkali menyerang dan mengklaim adanya kecurangan dalam proses pemilu. 

"Mari kita menjaga demokrasi pascapemilu, mengawal suara dan jangan menggoreng-goreng isu. Sebab secara umum, kinerja anggota KPPS sudah bagus karena sesuai aturan. Harus diakui juga dalam pekerjaan apapun ada tingkatan penilaiannya, ada yang kerja bagus, biasa dan kurang bagus. Itu hal yang umum kita temukan di mana pun," kata Ujang dalam keterangannya, Rabu (21/1).

Dijelaskan Ujang di masing-masing TPS, terdapat petugas pengawas, Bawaslu, saksi peserta pemilu, dan petugas keamanan dari TNI, Polri hingga RW dan RT.

Baca juga : Pemungutan Suara Di Malaysia Diulang

Selain itu, pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS pun dilakukan secara akuntabel dan transparan. Seluruh masyarakat juga bisa menyaksikan prosesnya mulai awal hingga akhir. 

Tidak hanya itu, pengawas TPS yang berada di masing-masing TPS memastikan mekanisme, prosedur, dan tata cara pemungutan dan penghitungan suara dilakukan sesuai ketentuan. Saksi peserta pemilu pun turut hadir dan mengawasi jalannya kegiatan di TPS.

Kalau kemudian memang terbukti ditemukan ada kesalahan input, misalnya dari 1000-an anggota KPPS yang tersebar di 820 ribuan TPS, mungkin tidak lepas dari human error dan belum tentu juga kecurangan.

"Kalau ditemukan kesalahan input maka silahkan dicek kembali, evaluasi, terapkan sanksi dan diperbaiki. Kalau masih tidak puas, silahkan laporkan, buktikan di Bawaslu bahkan hingga ke Mahkamah Konstitusi (MK)," tambahnya.

Baca juga : Kerja Keras Skuad Persebaya Menjauh Dari Zona Degradasi

Petugas KPPS, dikatakan Ujang, sudah bekerja sejak mengantarkan undangan kepada para pemilih, dan mengimbau hadir ke TPS.

Kemudian saat waktu pemilihan, mulai dari pagi hingga dini hari menyelesaikan proses pemungutan dan penghitungan suara di TPS.

"Meskipun jumlah pemilih di TPS diatur maksimal untuk 300 pemilih, tetapi penyelenggaraan 5 (lima) jenis pemilihan membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan rumit untuk menyelesaikannya." 

Anggota KPPS memang sudah bekerja penuh semangat dan gotong royong di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS). Bahkan, ada sejumlah anggota KPPS yang mencurahkan seluruh kemampuannya, kelelahan, dan meninggal juga masih menjadi duka bagi Pemilu 2024. 

Baca juga : Citra Kirana, Ingatkan Wanita Agar Diet Bergizi

Namun sayang, upaya maksimal tersebut justru berbuah pandangan negatif. Masih banyak pihak merasa bahwa sumber kecurangan di TPS salah satunya terjadi oleh oknum anggota KPPS.

Mereka pun mencurahkan pendapat di media sosial, X (dahulu Twitter hingga TikTok).  Bahkan, videonya tembus menjadi FYP (for your page) lantaran muncul di halaman TikTok.

Para petugas KPPS geram, kesal, meradang dan mengaku sakit hati karena kerja keras menjadi petugas malah dituduh melakukan kecurangan. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.