Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dekati Putra Eks Sekjen PDIP

Machfud-Mujiaman Dituding Mainkan Jurus Pecah Belah

Jumat, 20 November 2020 06:28 WIB
Dekati Putra Eks Sekjen PDIP Machfud-Mujiaman Dituding Mainkan Jurus Pecah Belah

RM.id  Rakyat Merdeka - PDI Perjuangan menuding pasangan calon (paslon) Machfud Arifin-Mujiaman dan tim pemenangannya menerapkan taktik pecah belah di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya 2020. Salah satunya, dengan mendekati Jagad Hariseno, putra sulung mantan Sekjen PDIP, Sutjipto.

Menurut politisi PDIP Djarot Saiful Hidayat, manuver paslon Machfud Arifin-Mujiaman mendekati Jagad ini tak ubahnya dengan strategi pecah belah atau stategi kolonial.

Jagad merupakan kakak kandung dari Wishnu Buana Sakti, yang saat ini menjabat Wakil Wali Kota Surabaya. Pihak yang ingin memecah belah PDIP, sebut Djarot, tentunya dari rival mereka. Karena ingin mengadu domba.

“Rasanya kurang elok kalau tim Machfud Arifin-Mudjiaman menerapkan politik adu domba, politik pecahbelah dan lainnya,” ujarnya, kemarin.

Baca juga : PKS Tolak Sirekap Pedoman Hitungan Suara

Meski demikian, tegas mantan Gubernur DKI Jakarta ini, taktik Devide Et Empera ini akan dilawan sekuat tenaga oleh mesin-mesin PDIP dan segenap masyarakat Surabaya.

Pasalnya, taktik ini di masa kolonial punya historis yang kelam bagi bangsa Indonesia, khususnya di Surabaya.

“Politik pecah belah selama masa kolonial selalu dilawan seluruh anak bangsa, termasuk NU (Nahdlatul Ulama), Muhammadiyah, dan PNI (Partai Nasional Indonesia) saat itu,” ujar mantan Wali Kota Blitar dua periode ini.

Menurut Djarot, partainya solid dan akan terus menyatu dengan seluruh elemen masyarakat Kota Surabaya, demi memenangkan jagoan PDIP Eri Cahyadi yang berpasangan dengan Armuji.

Baca juga : Machfud-Mujiaman Kalahkan Dominasi PDIP Di Surabaya

Partai Banteng Moncong Putih ini, sebut Djarot yang juga Ketua DPD PDIP Sumatera Utara (Sumut) ini, akan tegas terhadap kader-kader yang membelot dari keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Ini dibuktikan dengan dipecatnya tokoh senior PDIP, Mat Mohtar.

“Mat Mochtar diberhentikan karena melakukan hal yang tidak terpuji,” sebut mantan calon Gubernur Sumut ini. Djarot juga menyinggung performa debat publik Pilkada Kota Surabaya pada Rabu (18/11).

Menurutnya, dalam debat itu, kualitas Calon Wali Kota (Cawalkot) Surabaya Eri Cahyadi tidak bisa dikalahkan Cawalkot Machfud Arifin.

“Debat Rabu (18/11) itu menunjukkan kualifikasi kepemimpinan Eri Cahyadi, berhadapan dengan Mahfud Arifin yang lebih mengedepankan retorika, namun tidak memahami persoalan tata kota, investasi dan juga manajemen pemerintahan yang baik,” tandasnya.

Baca juga : Eri-Armuji Dan Machfud-Mujiaman Saling Klaim Menang Survei

Jagad Harsuseno, putra mantan Sekjen PDIP Sutjipto memutuskan mendukung paslon Machfud Arifin-Mudjiaman di Pilkada Surabaya 2020.

Dukungan Jagad kepada paslon nomor urut 02 itu didasarkan atas ketidaksenangannya pada keputusan DPP PDIP, yang mengusung paslon Eri cahyadiArmuji.

Pasalnya, rekomendasi itu diduga keluar karena campur tangan Wali Kota Suabaya, Tri Rismaharini alias Risma.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.