Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bahaya Dendam Politik

Selasa, 1 Maret 2022 07:10 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Inilah dampak dari dendam politik. Presiden Rusia Vladimir Putin diduga mematri dendam itu sudah sangat lama.

Dendam itu tumbuh bersama hancurnya Uni Soviet dengan sangat mudah. Negara adidaya itu runtuh tanpa serangan militer. Tanpa perlawanan. Hilang dari peta dengan mudah.

Baca juga : Putin Vs "Putin"

Putin hidup di era itu. Dia menjadi pelaku lapangan. Menyaksikan bagaimana negaranya dan Blok Timur dipermak habis oleh blok Barat.

Ketika Tembok Berlin runtuh, 1989, Putin berada di Dresden, Jerman Timur, sebagai agen intelijen KGB. Usianya 37. Pangkatnya Letkol. Dia bertugas selama lima tahun di Jerman Timur.

Baca juga : Ukraina Sampai Tom And Jerry

Saat itu, 5 Desember 1989, kantor KGB hendak diserbu demonstran yang marah. Massa sudah di depan gerbang. Ketika KGB di Moskow dimintai tolong: tidak ada jawaban.

Seorang pendemo, Siegfrid Dannat seperti dilaporkan Russia Beyond, mengatakan, seorang staf Rusia kemudian keluar gedung. Sendirian. Dia mendekati gerbang yang tertutup. Menghampiri massa.

Baca juga : KPK Jangan Mudah Di-jab

Staf itu meminta massa menjauhi gedung. Kalau tidak, ancamnya, penjaga bersenjata akan melepas tembakan. Dannat menyebut, staf Rusia itu berbicara sopan dalam bahasa Jerman yang fasih.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.