Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Siap-siap. Ada ramalan: harga tempe bakal naik. Penyebabnya, kenaikan harga kedelai di tingkat global. Kenaikan ini bisa sampai Juli 2022.
Sebelumnya, di awal 2022, harga gas sudah naik. Lalu minyak goreng, ikut naik. Langka pula. Harga Pertamax Turbo- Dexlite juga sudah naik, kemarin.
Baca juga : Bisa Bongkar Tak Bisa Masang
Ramalan naiknya harga tempe dan kedelai disampaikan Dirjen Perdagangan Dalam negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Jumat (11/2) lalu.
Begitulah dunia sekarang. Kenaikan harga kedelai di Texas bisa berdampak kepada penikmat tempe di Grobogan.
Baca juga : Ketangkap Karena Apes
Memang tidak semua orang menjadi penggemar tahu tempe. Juga tidak semua orang pengguna pertamax turbo. Tapi, efek dan dampak ikutannya bisa menimpa rakyat. Rakyat yang “menikmatinya”.
Heboh tempe bukanlah barang baru. Sudah sangat lama. Tapi, sayangnya, kita seperti tak berkutik. Sama seperti heboh sawit di negara penghasil sawit ini. Justru Malaysia yang lebih berkuasa “mengatur” harga.
Baca juga : Menghadapi Ketidakpastian
Padahal, sejak era 50-an Indonesia sudah menggelorakan swasembada pangan. Lalu di era Orde Baru, 1984, kita pernah mencapai swasembada beras. Sayangnya, itu tak lama.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.