Dark/Light Mode
Sebelumnya
Ketika para elite tengah berpesta, atau menyiapkan pesta, rakyat hanya menonton sembari ada peringatan “rakyat pestanya nanti saja”.
Rakyat juga tak bisa apa-apa melihat “pesta sebelum pesta” itu. Yang sibuk dan bertarung itu-itu saja. Bahkan ada yang sudah beberapa kali. Baik sebagai pemain maupun sebagai sekondan dan pelatih. Ada pagar bernama “presidential threshold” yang membuat orang tak bisa sembarang masuk ke arena pesta elite tersebut. Tiket terbatas. Pintu gerbang dijaga ketat.
Baca juga : Pilpres Dan Keteladanan
Rakyat akhirnya sibuk dengan pestanya sendiri: judi online atau judi lainnya. Kata PPATK, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, transaksi judi online mencapai Rp 155 triliun! Jumlah yang sangat luar biasa.
Uang itu terkumpul dari seluruh pelosok negeri. Dari segala lapisan. Dari yang penghasilannya harian sampai yang bulanan. Dari yang receh sampai yang jumbo. Dari pinjaman online, yang mencekik dan meneror itu, atau minjam langsung lewat tetangga yang juga pas-pasan.
Baca juga : Teka-Teki Pasca Covid
Dari berbagai pelosok itu pula kita kemudian mendengar banyak tragedi. Tragedi di atas pesta, di tengah orang-orang yang berebut kursi dan tiket, bermanuver, serta berebut kehebatan dan nama besar.
Seperti biasa, dari dulu: rakyat menonton, tersenyum (terhibur atau geli), sambil menghitung kenaikan harga-harga dan bermimpi menang judi online atau berharap “ngakali” pinjol. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.