Dark/Light Mode

Ironi Yang Telanjur Biasa

Minggu, 29 Januari 2023 06:14 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

 Sebelumnya 
Ironis. Karena, tidak sedikit kepala daerah yang terlibat korupsi. Sudah ratusan yang ditangkap. Ini menggambarkan bahwa korupsi di daerah tak kalah parahnya. Butuh perhatian luar biasa. Bukan sebaliknya.

Ironisnya, walau menjadi kejahatan luar biasa, hukuman terhadap para koruptor seperti biasa-biasa saja. Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, sekarang terjadi tren pemidanaan yang ringan terhadap para koruptor.

Baca juga : Bursa Figur Vs Bursa Ide

Ironi-ironi tersebut menggambarkan ada sesuatu yang tidak beres di negeri ini. Setidaknya, ada yang tidak selaras antara kata dan perbuatan. Antara kebijakan dan kenyataan. Paradoks dan ironi ini telanjur dianggap biasa. Apalagi di saat kampanye dan menebar janji politik.

Jangan anggap biasa ironi-ironi tersebut. Jangan anggap angin lalu ketika anggaran memberantas kemiskinan justru untuk memperkaya pejabat tertentu.

Baca juga : Sikap 2 Calon Wakil Rakyat

Jangan anggap biasa ketika ada pejabat atau menteri yang mengurusi orang susah dan rakyat miskin justru terlibat korupsi dana bantuan sosial (bansos). Menganggapnya biasa, adalah ironi luar biasa. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.