Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Sebelumnya
Lagi pula, memviralkan pelanggaran pelanggaran tersebut karena warga tidak merasa ada tindakan serius terhadap para turis. Wajar kalau kemudian ada yang bertanya dalam nada ragu, “kalau dilaporkan apakah akan diproses?”.
Bali dan negeri ini mesti dijaga marwahnya. Jangan sampai ulah sebagian turis bisa mempengaruhi turisturis lainnya yang tidak bermasalah.
Karena itu, tegakkan aturan. Itu penting. Ketika aturan ditegakkan, maka turis lain akan mengikuti dan merasa nyaman berwisata di Bali.
Baca juga : Sederhana, Jangan Hanya Retorika
Kasus ini serupa dengan kasus kedua, kasus yang sekarang lagi viral: pamer harta para pejabat. Dalam kasus ini, yang dilarang, pamernya.
Bukankah yang diperlukan adalah penegakan hukumnya, menyelidiki asal usul hartanya, yang dipamerkan maupun tidak. Yang perlu ditegakkan adalah upaya pemberantasan korupsi dan dugaan penyelewengan lainnya. Bukan sekadar melarang pamer harta.
Kasus ketiga yang menarik adalah kasus 300 triliun di Kementerian Keuangan. Kasus ini diungkap Menko Polhukam Mahfud MD.
Baca juga : Heboh-heboh Itu, Di Mana Ujungnya?
Awalnya Mahfud menyebut “ada pergerakan mencurigakan sebesar 300 triliun rupiah di Kemenkeu sejak 2009.” Mahfud yang memperoleh data dari PPATK dan meminta supaya dilacak. Kata Mahfud, ini kasus pencucian uang, lebih besar dari kasus korupsi.
Setelah klarifikasi dan berbagai pertemuan, kasus ini berpotensi akan berakhir datar-datar saja. Namun, Senin (20/3) besok, DPR akan mendalami kasus ini ke Mahfud dan PPATK.
Setelah di tangan DPR, kita berharap kasus ini akan bertambah terang benderang. Bukan malah semakin kabur? Ini yang perlu ditunggu.
Baca juga : Kasus Hilang, “Main” Lagi
Bangsa ini jangan lagi “menyapu debu dan menyembunyikannya di bawah karpet”. Itulah mengapa perlu “sapu bersih” yang bisa dan berani membuang debudebu serta menutup rapat jendela serta celah-celah masuknya kotoran. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.