Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Anjuran hidup sederhana sudah ada sejak Indonesia baru merdeka. Tapi kenapa pamer hidup mewah para pejabat tak bisa dibendung?
Sangat mungkin ada “pembiaran”. Ambil contoh kasus pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo. Laporannya sudah masuk sepuluh tahun lalu. Tapi, terbongkarnya kebetulan. Bukan karena tekad kuat melakukan bersih-bersih, tapi karena kebetulan. Setelah viral, baru diseriusi.
Baca juga : Heboh-heboh Itu, Di Mana Ujungnya?
Lalu kasus transaksi mencurigakan di Kemenkeu sebesar 300 triliun rupiah. Menurut Menko Polhukam Mahfud MD, transaksi janggal itu sudah terdeteksi dan disampaikan sejak 2009 sam pai tahun ini. Namun, belum direspons serius.
Di KPK dan Kejaksaan, ribuan la poran juga menumpuk. Karena belum ditindaklanjuti, dengan berbagai alasan, maka muncul perasaan banal dan aman berjamaah bagi yang belum tersentuh. Termasuk pamer harta yang kemudian dianggap wajar-wajar saja.
Baca juga : Kasus Hilang, “Main” Lagi
Kalau sekarang ada anjuran supaya pejabat ”jangan bergaya hidup mewah” atau “jangan pamer”, bisa saja itu di patuhi. Tapi sementara. Harta kekayaan diumpetin dulu. Barang-barang mewah, dijual dulu, seperti yang ramai diberitakan.
Dengan demikian, gaya hidup mewah, off, gaya hidup korup, tetap on. Ini yang bahaya. Ibarat “menyapu debu lalu disembunyikan di bawah karpet”. Apalagi kalau sapunya kotor, lebih berisiko lagi. Suatu saat akan timbul lagi, bahkan lebih dahsyat.
Baca juga : Bukan Bangsa Berbasis Viral
Karena itu, perlu gebrakan hebat yang sistematis dan berkesinambungan, dari atas, sehingga ada efek jeranya. Jangan hanya heboh sesaat, seperti sebelum sebelumnya. Jangan hanya retorika.
Juga jangan lagi ada pembiaran. Keteladanan juga sangat perlu. Penga wasan internal maupun eksternal, termasuk hukum yang tidak bisa diper jualbelikan, juga sangat penting.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.