Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Keputusan Negara

Jumat, 30 Agustus 2019 06:56 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan pemindahan ibukota negara harus diletakkan dengan benar. Ini bukan tentang kegenitan politik yang miskin permenungan tentang masa depan republik.

Bukan pula keputusan selewetan dan sekedar cobacoba. Sejak bangsa ini secara konstitusional memutuskan Jokowi sebagai Presiden, terkandung di dalamnya keputusan memilih ia sebagai Kepala Negara.

Kalau sudah masuk ke wilayah ini maka sebagai warga negara kita harus positif dan berbaik sangka bahwa apa yang dipilihnya sebagai keputusan adalah pasti yang terbaik.

Baca juga : Mobil Dinas Dan Kinerja

Sikap jiwa warga negara yang positif dan berbaik sangka ini penting sebagai modal sosial-mental bangsa yang besar. Sikap ini penting untuk menciptakan energi positif secara nasional, yang vibrasinya meliputi sejak perencanaan dan pelaksanaan keputusan.

Medan energi positif ini sekaligus merupakan restu bumi pertiwi. Kita sudah pernah mencoba memiliki ibukota di Jakarta, di Jawa. Pembangunan di Jawa dibanding pulau-pulau lain selama ini begitu pesat nya.

Jawa lebih maju. Jawa lebih modern. Jawa lebih dari segala-galanya. Jawa pun lalu jadi magnet. Dan padatlah Jawa. Karena fakta tak terbantah ini pula maka muncul kritik ibukota sudah banyak tidak adil.

Baca juga : Papua Adalah Kita

Pilih kasih. Perhatian dan pembangunan Indonesia terlalu Jakarta-sentris. Saatnya adil, saatnya ibukota melakukan pemerataan pembangunan.

Kue-kue pembangunan harus dibagi secara proporsional. Indonesia bukan hanya Jawa. Langkah Presiden Jokowi adalah langkah radikal untuk menegaskan komitmennya bahwa Indonesia adalah Kalimantan. Itu dulu. Ya, ibukota pindah kesana.

Siapa tau, nanti pindah ke Papua. Mengendalikan Indonesia dari Timur. Sebab selama ini Timur selalu merasa dianaktirikan. Saatnya dianak emaskan, kalau pun tidak bisa ya diperlakukan sama.

Baca juga : Menteri Under Thirty

Anak yang diperhatian dan kasih sayang sama melimpahnya. Sudah saatnya semua azam mendukung saja keputusan bangsa ini. Bilapun mau bersuara, lebih pada menyampaikan harapan-harapan saja tentang wajah baru ibukota kita itu.

Apa yang mesti ada, yang tidak boleh ada. Harus bagaimana ibukota memainkan peran di abad 21 ini. Ibukota yang memerintah ke arah jalan yang benar, yang membuat Indonesia jaya dan digjaya. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.