Dark/Light Mode

Bisa Tajam Ke Segala Arah

Selasa, 4 Juli 2023 00:24 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Kritikan Presiden Jokowi terhadap beberapa lembaga perlu menjadi perhatian serius. Jangan panas-panas tai ayam atau semangatnya seminggu-dua minggu saja. Perlu ada langkah lanjutan yang konkret, jelas, terukur dan sistemik.

Sabtu lalu (1/7), Presiden Jokowi mengkritik Polri. Senin (3/7) kemarin, dalam sidang kabinet Presiden menyentil dan mengingatkan beberapa lembaga negara supaya berhati-hati dalam belanja barang. Karena, nilainya besar: Rp 29,7 triliun.

Kritikan kepada Polri disampaikan Presiden saat menjadi Inspektur Upacara Hari Bhayangkara ke-77 di Stadion Gelora Bung Karno.

Dengan kewenangan dan kekuatan yang besar, kata Presiden, Polri harus menggunakannya dengan benar. Jangan disalahgunakan. “Jangan ada lagi persepsi hanya tajam ke bawah tapi tumpul ke atas,” tegas Presiden.

Baca juga : Jemaah Haji Laksanakan Tawaf Wada Sebelum Tinggalkan Mekah

“Jangan ada lagi,” artinya pernah ada. Pertanyaannya: apakah tajam ke bawah dan tumpul ke atas itu masih ada sampai sekarang? Polri perlu membuktikan bahwa kesan itu sudah tidak ada lagi.

Presiden juga mengingatkan supaya di tubuh Polri tidak boleh lagi ada blok-blokan, tidak boleh lagi ada patron-patronan.

Lagi-lagi, Presiden menggunakan kalimat “tidak boleh lagi ada…”. Artinya, blok-blokan ini pernah ada. Apakah sampai sekarang masih ada? Inilah yang perlu dibuktikan secara konkret bahwa itu sudah terkikis.

Terkait hal ini, sempat ramai isu mengenai adanya “perang bintang”. Ini bukan rahasia lagi. Kondisi ini tentu saja tidak sehat bagi rakyat dan Polri sendiri. Inilah yang harus ditertibkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Baca juga : Diajak Kencan Sama Perampok

Perhatian Presiden terhadap Polri boleh dibilang sangat besar. Pada Oktober 2022 misalnya, Presiden memanggil dan mengumpulkan ratusan petinggi Polri di Istana.

Saat itu, Presiden setidaknya menyampaikan lima arahan. Pertanyaannya: setelah momentum tersebut, bagaimana kelanjutan dan evaluasi terhadap lima arahan tersebut?

Kita berharap, Polri yang pelan-pelan bisa kembali mengambil hati masyarakat, bisa segera, konsisten dan konkret membenahi diri.

Jangan sampai ada “kritikan” berikutnya yang keluar dari mulut Presiden. Jangan sampai Presiden terlalu sering menyentil Polri.

Baca juga : TC Selesai, Arema FC Segera Evaluasi Kelemahan

Pemerintahan sekarang yang tidak sampai satu setengah tahun lagi, perlu meninggalkan legacy kuat dan indah yang akan dikenang mengenai pembenahan di tubuh Polri.

Rakyat sangat berharap bisa memiliki Polri yang dicintai. Polri yang bisa tajam ke segala arah. Tidak hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas.

Semoga tidak ada lagi sentilan-sentilan yang disampaikan Presiden. Atau paling tidak, sentilannya berkurang. Bukan karena Presiden tak mau menyentil. Tapi karena Polri-nya yang sudah jauh lebih baik. Semoga.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.