Dark/Light Mode

Merdeka Dari Polusi Udara

Jumat, 18 Agustus 2023 00:16 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Polusi udara yang begitu tinggi seakan-akan telah “menjajah” masyarakat Jabodetabek. Gara-gara polusi itu, aktivitas masyarakat bakal dibatasi, walau tidak seketat saat pandemi Covid-19 melanda. Mulai 21 Agustus nanti, Pemprov DKI Jakarta akan mewajibkan Work from Home (WFH) 50 persen bagi PNS. Kalangan swasta juga dianjurkan melaksanakan hal serupa.

Bukan itu saja. Gara-gara polusi ini, masyarakat juga menjadi berat untuk beraktivitas di luar ruangan. Polusi yang tinggi menyebabkan banyak penyakit. Data Dinas Kesehatan DKI Jakarta menunjukkan, sepanjang paruh pertama 2023, ada 638 ribu kasus inspeksi saluran pernapasan atas alias ISPA.

Yang terkena dampak polusi udara ini bukan hanya masyarakat biasa. Para pejabat juga. Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Presiden Jokowi sempat batuk-batuk selama 4 pekan gara-gara polusi udara yang tinggi.

Baca juga : Prof. Tjandra: Bisa Picu Kematian, Polusi Udara Jangan Diabaikan

Celakanya lagi, polusi udara juga bisa memperpendek usia manusia dan menyebabkan kematian dini. Guru Besar Fakultas Kedokteran UI Prof Tjandra Yoga Aditama menerangkan, dana Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebelum era Covid-19, yaitu di 2019, menunjukkan bahwa polusi udara berhubungan dengan 6,7 juta kematian di dunia. Dari jumlah itu, polusi udara ambien (luar ruangan/outdoor) diperkirakan menyebabkan 4,2 juta kematian. Sisanya karena polusi udara dalam ruangan (indoor).

Demikian besarnya kerugian akibat polusi ini. Makanya, di momen peringatan Kemerdekaan RI ini, kita perlu membulatkan tekad dan mengerahkan semua kemampuan untuk melawan “penjajah” baru ini. Polusi udara harus dihapuskan dari Jabodetabek dan seluruh wilayah Tanah Air.

Pemerintah sudah bergerak cepat menangani polusi ini. Mulai dari pemberlakukan kembali WFH, pengetatan emisi kendaraan bermotor, memberi insentif pada kendaraan listrik, sampai mempercepat baruan energi terbarukan. Kita berharap, langkah ini konsisten dilakukan, agar polusi bisa segera dikurangi.

Baca juga : Cara Politisi Sikapi Survei

Agar usaha ini bisa maksimal, peran serta masyarakat yang penting. Masyarakat bisa berkontribusi dengan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Untuk keperluan bepergian sendiri, bisa menggunakan transportasi massal. Toh, saat ini transportasi massal saat ini sudah nyaman. Ada MRT, KRL, TransJakarta, dan yang segera diresmikan LRT.

Kemudian, kurangi penggunaan energi listrik berlebih di rumah. Listrik memang energi bersih. Namun, perlu diingat, sebagian pembangkit listrik kita masih menggunakan batubara. Jadi, semakin kecil menggunakan listrik, semakin kecil pula pembakaran batu baranya.

Dengan langkah bersama ini, kita berharap, polusi dapat ditangani dengan lebih cepat. Langit Jabodetabek bisa kembali biru. Sehingga kita bisa bebas murni, tidak “dijajah” oleh ketakutan akibat polusi.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.