Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka - Sudah lebih dari sembilan bulan, harga beras di pasaran tak kunjung turun. Sejak awal tahun, harga beras sudah melewati Harga Eceran Tertinggi (HET).
Impor yang dilakukan Pemerintah pun tak mampu menahan laju kenaikan harga beras.
Masyarakat kecil sudah capek berkeluh kesah mengenai hal ini, tapi harga beras tak kunjung jinak. Di tengah kondisi ini, sejak awal tahun, Badan Pangan Nasional malah melegitimasi kenaikan itu dengan menetapkan HET yang baru dalam Peraturan Nomor 3 Tahun 2023.
Untuk HET beras medium di Jawa, kini sebesar Rp 10.900 per kilogram dari sebelumnya Rp 9.950. Sedangkan untuk beras premium kini besar Rp 13.900 dari sebelumnya sebesar Rp 12.800.
Kenaikan ini jelas memberatkan rakyat kecil. Sebab, beras adalah kebutuhan pokok yang belum tergantikan. Kenaikan ini membuat kantong mereka terkuras. Biaya untuk kebutuhan makan menjadi lebih tinggi, sehingga kebutuhan lain tidak terpenuhi.
Presiden Jokowi sebenarnya sudah mewanti-wanti ini kepada para jajarannya. Bahkan sudah berkali-kali. Presiden sangat khawatir dengan kenaikan ini. Sebab, kenaikan harga beras berpengaruh besar pada inflasi. Ketika harga naik, inflasi akan melonjak.
Baca juga : Jangan Ikutan Perang Politik
Sayangnya, kenaikan harga beras seperti tidak ada obatnya. Impor yang dilakukan tidak mempan. Panen raya di beberapa daerah juga tak membuat harga beras turun. Entah di mana masalahnya.
Saat ini, di pasar-pasar, ritel model, agen, sampai warung kelontong, semuanya kompak mematok tinggi untuk harga beras.
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.