Dark/Light Mode

Semoga Tidak Ada Yang Kena OTT

Kamis, 3 Oktober 2019 07:11 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada beberapa tebakan, juga pertanyaan untuk anggota DPR baru. Misalnya, UU apa yang pertama dilahirkan.

Apakah UU tersebut akan lebih banyak atau lebih sedikit dibanding periode-periode sebelumnya. lalu, apakah akan ada oposisi yang keras (bahkan ada yang menyebutnya “asal nyerang”) seperti Fahri Hamzah dan Fadli Zon.

Lalu adakah yang akan menjadi pasien KPK. Kalau ada, siapa yang pertama. Selain itu, apakah persentase kehadiran mereka akan lebih baik atau lebih buruk dibanding periode sebelumnya.

Dan, satu yang menarik, apakah mereka akan mengikuti periode 20142019 yang “kejar setoran” menyelesaikan UU di injury time sampai harus didemo selama seminggu.

Tidak mudah menjawabnya. Kalau melihat petahana yang lebih dari 50 persen, bisa saja pola dan warna-warna itu akan berulang. Tapi, bisa saja sekelompok kecil orang akan memberi warna yang kental dalam mengubah citra DPR yang sudah telanjur jelek.

Baca juga : Seperti Catur

Hanya saja itu butuh perjuangan keras. Karena, oligarki parpol masih sangat kuat. Bahkan sampai ke ruang DPR. mereka, segelintir elit itulah yang menentukan segalanya.

Dari calon peserta pemilu legislatif, calon peserta pilkada sampai koalisi pilpres. Juga arah dan wajah UU. Semua harus dikonsultasikan.

Oligarki adalah bentuk pemerintahan atau kekuasaan yang dijalankan oleh sekelompok kecil elit politik. Di daerah, oligarki tak kalah kuatnya. Sekelompok kecil elit, sangat menentukan wajah daerah tersebut.

Karena, tidak sedikit, di antara mereka, juga “memegang” legislatif dan eksekutif. Kembali ke pertanyaan: bagaimana wajah DPR ke depan.

Salah satunya, tergantung apakah oligarki masih kuat atau tidak. Oligarki yang kuat bisa menjauh kan rakyat dari pembuatan UU dan beberapa keputusan penting.

Baca juga : Demo Untuk Apa?

Mereka bisa menentukan sendiri. Rakyat sangat jauh. Dinding-dinding kekuasannya tebal. Sulit ditembus. Saking sulitnya, beberapa waktu lalu, ada ormas yang membawa korek kuping besar sepanjang satu meter ke DPR.

Korek kuping tersebut sebagai simbol bahwa DPR harus mendengar suara rakyat. Jangan tuli.

Fenomena itulah yang membuat mahasiswa gelisah seperti sekarang. Pembahasan revisi UU KPK misal nya, walau sudah diingatkan oleh ribuan professor, kalangan perguruan tinggi, masyarakat sipil, tokohtokoh penting, tetap saja jalan terus.

Sampai akhirnya mendapat reaksi keras dari rakyat. Demo mahasiswa yang menyambut DPR baru semestinya menjadi pengingat bahwa “Kami tak boleh berbuat sewenang-wenang. Karena rakyat akan terus memantau”.

Dan satu lagi: KPK harus tetap kuat. Karena KPK relatif bebas dari pengaruh dan intervensi oligarki tersebut.

Baca juga : Dengarlah Suara-suara

Dan sepertinya, hanya KPK yang bisa “mengawasi” anggota-anggota DPR.

Kita berharap, sampai lima tahun ke depan, dan seterusnya, tidak ada anggota DPR yang kena OTT, ditang kap KPK atau terlibat kasus korupsi. Juga kasuskasus lainnya. Kita berharap inilah DPR terbaik. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.